Selasa, Mei 09, 2017

Sahabat, kebutuhan jiwa..

Aku terpekur dalam suasana hati yang gamang, dan pikiran yang berkabut. Awalnya, inginku menghadapi semuanya sendirian. Menguji keberanian dalam diri, menghadapi kesepian yang mencekam.

Wajah-wajah sahabatku bermunculan dalam ingatan. Mereka adalah orang-orang yang telah dipilihNya untuk bersimpangan takdir denganku. Pada momen-momen terberat fase-fase usiaku. Aku merindukan mereka. Ya, meski begitu banyak hal yang telah terjadi, mereka masih memiliki tempat teristimewa di relung hati.

Dulu kami saling mencari untuk tempat bersandar, curhat, minta pendapat atau bahkan pertolongan. Kini sudah tidak lagi demikian. Kebutuhan kami satu sama lain sudah jauh lebih luas dari semua itu. Ya, kebutuhan jiwa.

Cukup mengetahui bahwa ketika dihubungi, tak pernah ada kata sibuk. Tak perlu suatu alasan apa pun untuk meluangkan waktu di sela-sela kesibukan.  Tuk sekedar menyapa dalam chat, telepon,  hingga bertemu langsung.

Cukup kebersamaan yang manis, larut dalam perbincangan yang mengalir begitu saja. Tak perlu berkeluh kesah, tak perlu selalu mengungkapkan persoalan hidup. Sebab kebersamaan yang berkualitas sudah mengalirkan kehangatan tersendiri bagi relung hati, dan jiwa. Pikiran pun tenang terasa.

Terima kasih, sahabat. Perjumpaan dengan kalian telah meringankan beban berat di pundakku, memberi perasaan bahagia, dan semangat untuk terus melangkah ke depan.


~ Wil Twilite ~

Tidak ada komentar: