Senin, Mei 13, 2013

Kerendahan Hati


Pagi ini, aku melihat sebaris twit menarik milik @PsikologID, kemudian aku me-retweet-nya.

@KucingHitamzRT #nomention @PsikologID: Terlalu sering mempertontonkan kerendahan hati adalah sebuah kesombongan ~ Portugal Quotes

Ternyata Kak Ann tidak sependapat dengan quote tersebut, dan beliau berkomentar: @anniestranger: Disagree, lalu apa kalo ketinggian hati...?

Aku pun menjawab: @KucingHitamz: Iya kak, menurutku kalo orang terlalu sering membicarakan kebaikan-kebaikan dirinya, itu sombong. Kebaikan yang tulus tak perlu dipertontonkan.

Selanjutnya Kak Ann tidak menjawab lagi, namun aku menemukan beberapa follower-ku rupanya membahas tentang "Kerendahan Hati". Hmmm, rasanya menarik ketika retweet-an ku bisa menjadi trending topic, ya. That's why aku menuangkannya di sini.

Ada yang nge-twit, bahwa "rendah hati itu berbeda dengan kebaikan". Benarkah...? Well, siapa pun boleh berpendapat mengenai kerendahan hati. Tapi kalau menurut persepsiku pribadi, "rendah hati" itu hanya merupakan istilah lain atau bisa dibilang sangat identik dengan "kebaikan", sama halnya istilah "tinggi hati" yang sangat identik atau merupakan istilah lain dari kata "sombong".

Selanjutnya, aku pun berbincang dengan Chossy Tan di timeline:

@ChossyTan: Di TL ku banyak yang bahas soal rendah hati. Dibilang orang yang rendah hati itu sombong, kok iso...?

@KucingHitamz: menurut @PsikologID: Terlalu sering mempertontonkan kerendahan hati adalah sebuah kesombongan. Ya iyalah, wong "dipertontonkan".

@ChossyTan: Iya kak. Kalo dipertontonkan itu namanya pamer dan pencitraan. Tapi kalo emang sifat dasarnya rendah hati pasti keliatan :)

@KucingHitamz: Nah, marilah kita sama-sama telaah dengan baik setiap pendapat. Beda kepala, beda pengalaman hidup, bisa beda sudut pandang terhadap sesuatu.

@ChossyTan: Yup. Tetapi kalo yang suka mempertontonkan ketinggihatian dan suka merendahkan orang lain itu kan yang sombong ya...?

@KucingHitamz: Nah, kalimat kamu bagus sekali. Lebih mantap dari pepatah yang dikutip oleh @PsikologID tadi loh, in my personal opinion, ya...

Well, setiap statement itu pada dasarnya tidak ada yang mutlak. Melainkan ilmu pasti. Dan semua opini itu sah-sah saja selama memiliki dasar atau alasan. Teringat kata Karl Marx: "Setiap thesis yang dihasilkan selalu dapat dibantah oleh anti-thesis yang sama sahnya". Ini kupelajari saat zaman kuliah.

Perbedaan pendapat itu bisa menjadi hal yang positif, bahkan memperkaya wawasan bila kita mengungkapkannya lewat cara-cara yang positif juga. Bukankah begitu...? ^^


Salam Positif,
Wil Twilite

Minggu, Mei 12, 2013

Perangkap Rasa

ketika perbincangan suguhkan sepiring kenangan,
sejenak lidah kita lupa pada rasa...
lewat kerling mata,
rasa berpindah mengecap tatap...

penikmat rasa,
bercengkerama dengan malam,
enggan tenggelam dalam kelam tanpa tabur bintang

luruhkan angan,
mendekap pada pijar unggun biru...

kau dan aku,
...kita...
dalam perangkap rasa


~ Wil Twilite ~


Rabu, Mei 08, 2013

Berjumpa Kawan Lama

Tanggal 23 Januari 2013 lalu, masuklah direct message (dm) di twitterku, @KucingHitamz. Seorang kawan lama menyapa, menanyakan apakah aku masih mengingat dirinya. Dari namanya aku sama sekali tidak ingat. Adelia Winter, siapa pula itu...? Namun aku menanggapinya dengan santun, sambil mencoba menggali kembali ingatan tentang dirinya. Hingga akhirnya ia sebutkan nama suatu daerah, barulah aku ingat. Ya, kini namamu Adelia, tapi dulu bukan. Makanya aku bingung setengah hidup, wajar toh...? :p

Aku teringat sebuah tulisan di blog-ku "Kolam Ikan Air Tawar" , dan tersenyum dengan regenerasi nama yang ada dalam kancah pertemanan lesbian. Untungnya aku termasuk orang yang konstan dengan nama Wil Twilite, enggan berganti.

Anyway, Adelia adalah juga seorang L-Mom sepertiku. Dulu kami berkenalan dan berteman karena sama-sama merupakan member sebuah milis exclusive yang dikhususnya untuk L-Mom. Ah, sayang sekali, kini milis itu sudah tidak lagi berhembus. Padahal merupakan rumah yang nyaman bagi kami, para L-Mom.

Usai saling menyapa, kami tidak intens berkomunikasi, karena masing-masing punya kesibukan. Namun silaturahmi kembali terjalin seiring waktu. Menyenangkan rasanya, ketika berbincang tentang apa saja dengan sesama L-Mom, ada ruang nyaman tersendiri, yang tak mudah dimengerti oleh lesbian yang bukan atau belum menjadi L-Mom.

Welcome back, Adelia... terima kasih karena telah menyapaku, dan kembali menjalin silaturahmi yang lama terputus... Izin ku-link blog-mu di rumah biruku, ya... :)


~ Wil Twilite ~
Selasa, Mei 07, 2013

My Daughter and I


My daughter has made the darkness in my heart, 
light up brighter than I ever thought possible 

My daughter gives me a reason to live 
and try each and every day 
I cannot thank our Lord enough 
for blessing me with her 

And as blessing come, so do disappointments 
There are trials and rewads throughout everyone's life 
My daughter had helped me 
through the most difficult times of my life 

I can only pray, 
she will allow me to be there for hers 

~ Georgene Maciolek ~
Sabtu, Mei 04, 2013

Zona Nyaman Pertemanan

Beberapa waktu yang lalu, aku tertarik pada topik yang dibahas oleh suatu milis lesbian. Aku turut berpendapat disana, namun dirilisnya lama sekali ya. Akhirnya aku memutuskan untuk menuliskan di blog ini saja.

Tentang gimana caranya membuat club lesbian yang sehat. Kurleb bisa juga diartikan sebagai zona nyaman pertemanan lesbian. Bagaimana agar memiliki lingkaran perteman yang dapat menyamankan kita dalam mengekspresikan sisi diri kita yang lesbian.

Berhubung kecil kemungkinan untuk menemukan teman lesbian di dunia nyata, di zaman hi-tech ini maka dunia maya merupakan "lokasi" yang paling strategis untuk mencari teman, tentunya.

Beberapa tahun silam, aku pernah merasakan hal yang sama, pingin banget punya comfort zone sebagai lesbian, dengan teman-teman lesbian yang baik. Maka aku join di beberapa milis, dan menerbitkan blog pribadi sebagai sarana untuk menumpahkan segala perasaanku atas sisi diriku yang lesbian.

Bagaimana cara mendapatkan lingkungan pertemanan yang nyaman? Awali saja dengan menjalin hubungan personal dengan beberapa orang. Mulailah dengan mencari teman yang kurleb memiliki minat yang sama dengan kita misalnya membaca atau menyukai jenis musik tertentu. Dari sana obrolan akan mengalir dan kita menjadi connected. Seiring waktu mungkin kelak dapat menjadi teman akrab, umm atau mungkin lebih dari itu, who knows? ;)

Bagi aku yang "in the closet", teman ngga perlu banyak, sekedar untuk menunjukkan eksistensi diri kita sebagai lesbian. Yang penting adalah kualitas, bukan kuantitas. Karena nantinya teman-teman pun akan melewati seleksi alam. Diantara mereka yang datang dan pergi, ada beberapa yang 'kan tetap tinggal. Merekalah teman-teman yang sejati.

Alhamdulillah sejauh ini, melalui seleksi alam tadi, aku sudah merasa nyaman dengan beberapa orang teman lesbian dalam hubungan pertemanan yang berkualitas dan positif.

Pesanku, carilah teman dengan hati. Carilah teman di tempat-tempat positif, misalnya dalam milis-milis yang topiknya berkualitas dan memberi kita wawasan lebih. Maka insya Allah kita juga akan menjumpai orang-orang yang positif.


Salam pertemanan,
~ Wil Twilite ~
Kamis, Mei 02, 2013

Gerhana

aku di timur
menanti mentari terbit

kamu di barat
menunggu mentari terbenam

aku di langit
bermain bersama awan
bersenda gurau dengan angin

kamu di tanah
tumbuh subur
lelap diantara dedaunan

...aku
...kamu
kapan ketemunya...?

...aku mentari
kamu rembulan...

pernah bersua disaat gerhana
bercinta diantara kegelapan

kasih, kita pernah...
mengukir kisah bersama
walau semua tinggal cerita


September 13th, 2008
a nice poem by @NitzRed
Rabu, Mei 01, 2013

~ the end ~

lampu jalan temaram
percikkan kerlipnya
diantara bingar lalang orang

di sudut taman,
terduduk membisu seribu bahasa,
seorang wanita dalam tatap hampa

malam pun sedang enggan berembus
terdiam ia mengamati satu demi satu cahaya luruh
di pelataran megah tirai kelam langit

... menutup sepenggal kisah ...


~ Wil Twilite ~