tag:blogger.com,1999:blog-88856537502035280132024-02-20T14:34:15.108+07:00"My Secret Life"Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.comBlogger273125tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-70167575626070404652021-01-23T09:07:00.001+07:002021-02-03T11:01:57.789+07:00Cheongdam-dong Alice<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwGkfkGkkR3r0qvPCwhtWrcYfWKyo4ULZ13KguL9b2KH-VRUuUsY-gtAyLJqpT63kvv1DQtNLW_t5K1W3xtttsj7XbmnzvMQdTKoq2_SOW_UDJWLwTGJNhTvAXt1mt2wFMctEsGr7uFRaW/s490/CDA+C.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="342" data-original-width="490" height="359" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwGkfkGkkR3r0qvPCwhtWrcYfWKyo4ULZ13KguL9b2KH-VRUuUsY-gtAyLJqpT63kvv1DQtNLW_t5K1W3xtttsj7XbmnzvMQdTKoq2_SOW_UDJWLwTGJNhTvAXt1mt2wFMctEsGr7uFRaW/w515-h359/CDA+C.jpg" width="515" /></a></div><br />Setelah sekian purnama, ketemu lagi drakor yang berhasil mencuri perhatian dan membuat saya menontonnya lagi, dan lagi. <b>Cheongdam-dong Alice</b> menceritakan <b>Han Se Kyung</b> (Moon Geun Young), seorang wanita yang sudah 3 tahun lulus kuliah desainer, namun belum juga mendapatkan pekerjaan. Motto hidup yang selalu ia banggakan, <i>"L'effort est ma force"</i> (kerja keras adalah kekuatanku) telah menjadi prinsip hidupnya. Ia selalu percaya bahwa kerja keraslah yang akan membawanya menjadi sukses kelak.<p></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj8nyH7bKN8IV9MdgUOiwjh0PEXliV82YnRC2i5YSG4Ic6dX4x5jO-rXmbuY5TYTFf_VD5ok8W_ce5WveJUWQ7DsVaVL_9bSezE_d3BeM7E2e19_KzyskhMh9oxYF7s_Qrd4rk8gPFKxSD/s500/CDA+B.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="293" data-original-width="500" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj8nyH7bKN8IV9MdgUOiwjh0PEXliV82YnRC2i5YSG4Ic6dX4x5jO-rXmbuY5TYTFf_VD5ok8W_ce5WveJUWQ7DsVaVL_9bSezE_d3BeM7E2e19_KzyskhMh9oxYF7s_Qrd4rk8gPFKxSD/s320/CDA+B.jpg" width="320" /></a></div><p>Namun prinsip hidupnya itu mulai goyah tatkala ia berjumpa kembali dengan musuh bebuyutannya saat SMA, <b>Seo Yoon Joo</b> (So Yi Hyun), yang ternyata merupakan istri dari Presiden Direktur "GN Fashion", tempat ia baru saja diterima bekerja. Hatinya patah saat mengetahui bahwa ia lolos seleksi pegawai hanya karena Seo Yoon Joo mengatakan kepada suaminya bahwa Han Se Kyung adalah teman SMA nya. Ditambah lagi kenyataan bahwa ia diterima bukan untuk menempati posisi desainer sesuai lamaran, malah sebagai asisten pribadi Seo Yoon Joo.</p><p></p><p><br /></p><p>Han Se Kyung sangat muak melihat Seo Yoon Joo telah menjalani kehidupan kelas atas tanpa kerja keras, hanya bermodal kecantikan dan kelicikan semata. Ia terkenang masa SMA dimana Seo Yoon Jo pernah merebut pacarnya dengan memanfaatkan kecantikannya itu. Mereka berdua pun pernah ribut besar yang menghebohkan karena Han Se Kyung merendahkan Seo Yoon Joo di hadapan teman-teman sekelas mereka. Rupanya hal itu pun membekas di hati Seo Yoon Joo dan membuatnya ingin membalas dendan pada Han Se Kyung dengan menerimanya sebagai pegawai magang atas dasar belas kasihan. Karena, desainer di perusahaan sekelas GN Fashion hanya menerima lulusan luar negeri, maka Han Se Kyung sebenarnya sudah gugur sejak awal.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMeRd6VwoH3hsfsJPZrpNfCBdqRI-70g1QM8dmi2o4e-OxNAe8aLrulnh7cCSqTobxc3_2kwF9zzy589ONzOxQ2XX_O4-7bdJPEr3jUreRUKiPwzlLaEDvlmMZkdXLRH9yE799JJIGgB2b/s663/CDA+A.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="663" data-original-width="442" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMeRd6VwoH3hsfsJPZrpNfCBdqRI-70g1QM8dmi2o4e-OxNAe8aLrulnh7cCSqTobxc3_2kwF9zzy589ONzOxQ2XX_O4-7bdJPEr3jUreRUKiPwzlLaEDvlmMZkdXLRH9yE799JJIGgB2b/s320/CDA+A.jpg" /></a></div><br />Ketidakberuntungan Han Se Kyung tidak hanya sampai disitu. Pada hari pertama kerja, ia tidak sengaja menyerempet mobil <b>Jean Thierry Cha</b> (Park Shi Ho) yang merupakan Presiden Direktur "Artemis", salah satu perusahaan fashion paling berkelas dan sedang hit di Korea. Ditambah lagi, hari itu ia diputuskan oleh pacarnya dengan alasan masalah ekonomi yang membuatnya semakin muak menjadi orang miskin. Pacarnya dengan tega mengatakan bahwa karena mereka berdua sama-sama miskin, maka mustahil untuk bahagia. Pun, setibanya di rumah, keluarganya sedang membahas masalah keuangan keluarga yang sudah terlalu banyak hutang (lagi-lagi karena miskin), sehingga terpaksa harus menjual rumah mereka.<p></p><p><br /></p><p>Semua persoalan itu menumpuk di kepalanya dan membuatnya mendatangi Seo Yoon Joo. Ia memutuskan untuk mengikuti jalan hidup yang ditempuh oleh Seo Yoon Joo karena sudah lelah hidup miskin dan selalu diremehkan orang lain. Ditambah lagi usaha dan perjuangannya selama ini dengan motto <i>"L'effort est ma force"</i> (kerja keras adalah kekuatanku) sama sekali tidak menunjukkan pencapaian yang berarti. Ia putus asa.</p><p><br /></p><p>Selanjutnya, cerita bergulir penuh dengan warna. Bagaimana permusuhan antara mereka berdua mencair dan membuat mereka jadi bisa saling memahami lebih dalam. Dan khas drakor, orang-orang dalam kehidupan mereka pada akhirnya saling bertautan takdir.</p><p><br /></p><p>Yang membuat saya jatuh cinta dengan film ini adalah pesan moral yang hendak disampaikan tentang bagaimana kita melihat dari sudut pandang orang lain dan mencoba untuk memahaminya, bagaimana kita menumbuhkan empati, bagaimana kita memahami takdir dengan segala rahasia Tuhan dalam perjalanan hidup setiap insan, bagaimana pengkhianatan dan dendam bisa begitu membutakan, dan bagaimana membangun kepercayaan kepada orang yang kita cintai, bahkan ketika dalam kondisi harus percaya pada orang yang pernah menyakiti kita.</p><p><br /></p><p>Tentu saja, dialog-dialog dalam film ini pun menarik bagi saya. Intinya, film ini <i>recomended</i>.</p><p><br /></p><p><b><i>~ Wil Twilite ~</i></b></p><p><br /></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-10294992596538296802020-10-17T12:31:00.001+07:002020-11-03T12:51:31.725+07:00Transit Girls (Japan Drama)<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlMydGmBICHoqtMxTYK5OToATWNLolmE54ZwJ5iCfE1tBWade_0xGHnQeg0XyOGfhyphenhyphenzmDQ_O-1Dqz_P9rN17LiwmJsVy_20HuwVHA_a-V48NUh7QW7CzvixGwW6hosoJl1tJv6gqIy2i8z/s564/transit1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="564" data-original-width="564" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlMydGmBICHoqtMxTYK5OToATWNLolmE54ZwJ5iCfE1tBWade_0xGHnQeg0XyOGfhyphenhyphenzmDQ_O-1Dqz_P9rN17LiwmJsVy_20HuwVHA_a-V48NUh7QW7CzvixGwW6hosoJl1tJv6gqIy2i8z/s320/transit1.jpg" /></a></div>Ini ceritanya sederhana dan manis. Tentang Sayuri, seorang anak SMA yang sedang mengahadapi ujian akhir menjelang kelulusannya. Ibunya sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Kemudian ayahnya menghadirkan seorang wanita yang memiliki anak perempuan cantik yang usianya 3 tahun di atas Sayuri. Tante Madoka ini pun sangat cantik, Sayuri bisa mengerti kenapa ayahnya jatuh cinta. Mereka pun tinggal bersama di rumah Sayuri.<p></p><p><br /></p><p>Yui, nama kakak tirinya itu, sangat pendiam dan tidak bisa ditebak. Dia adalah seorang fotografer. Awalnya Sayuri sangat membencinya tanpa alasan, namun suatu hari Yui mengecup bibir Sayuri dan peristiwa itu sangat membekas di hati keduanya dan sangat mengusik batin Sayuri yang mulai mempertanyakan orientasi seksualnya sendiri.</p><p><br /></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdJbhtDz_tCxA6o8uVa0WEwLJWOVuaso04_1KcPWOlEZIOfAW72dJQjPG3mlwNCs1suGryooGE8rTiCJ7LHfDiT4MwVt98gmgxxa-NUdfyV451ffuF3oA0ciIV8zVXGa4w3039esXW7WzU/s705/transit2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="705" data-original-width="564" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdJbhtDz_tCxA6o8uVa0WEwLJWOVuaso04_1KcPWOlEZIOfAW72dJQjPG3mlwNCs1suGryooGE8rTiCJ7LHfDiT4MwVt98gmgxxa-NUdfyV451ffuF3oA0ciIV8zVXGa4w3039esXW7WzU/s320/transit2.jpg" /></a></div>Sayuri memiliki sahabat masa kecil yang tinggal di sebelah rumah, Nao. Saat Nao menyatakan perasaannya, Sayuri mulai menyadari bahwa hatinya sudah tertaut pada kakaknya, Yui. Begitupun Yui yang baru pertama kali memiliki perasaan pada wanita, ia pun mulai menemukan dirinya yang baru, karena sebelumnya dia menjalin hubungan dengan pria.<p></p><p><br /></p><p>Konflik ringan pun terjalin antara ayah Sayuri, Tante Madoka, dan Yui. Ada pula konflik ringan persahabatan Sayuri dengan teman sekolahnya yang naksir Nao, tapi Nao malah naksir dirinya.</p><p><br /></p><p>Well, overall cerita ini ringan dan manis. Karakter Yui yang tenang telah menaklukkan Sayuri yang emosional dan secara tidak langsung mendewasakan caranya berpikir dan bersikap. Pun adegan kissingnya cuma lite-kiss aja, ngga ada yang vulgar, jadi ceritanya manis gitu deh.</p><p><br /></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTO0KIRBz0IwpaFNsGJqA5tU9SJA5bQKCl9jAPm4dsyqwbrWRSBxrvCuanoTxaIIFvnlOdWHk2__RBNCY7qnoJ4ZrCJ1tP1__WK-13i0dMMIC-q4v_d7vPWFW7t1rGWUo_zt-4tT_-CvdS/s525/yui.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="350" data-original-width="525" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTO0KIRBz0IwpaFNsGJqA5tU9SJA5bQKCl9jAPm4dsyqwbrWRSBxrvCuanoTxaIIFvnlOdWHk2__RBNCY7qnoJ4ZrCJ1tP1__WK-13i0dMMIC-q4v_d7vPWFW7t1rGWUo_zt-4tT_-CvdS/w200-h133/yui.jpg" width="200" /></a></div><br />Suka banget sama Tante Madoka dan Yui di film ini. Ibunya hot mama banget, anaknya andro kece yang gayanya cool banget, tapi hatinya hangat. <i>So sweet </i>filmnya.<p></p><p><br /></p><p><br /></p><p><b><i>~ Will Twilite ~</i></b></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-25872173269294826292020-10-05T12:03:00.005+07:002020-11-03T12:27:37.047+07:00Mistress - short review<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOBFiGHxVLnchhcqYRIgK3XNX5F-0JqvM6BBD7AdKmAalAtF00SUwMSjpskv7m3O2Obk3GjxYHAeslzV2C_z5CATx2I9Maih6L_9Tojd4ba37zuRfgnTy6MSsr-fiXO4JC7KhO04e29QdO/s564/mist2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="376" data-original-width="564" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOBFiGHxVLnchhcqYRIgK3XNX5F-0JqvM6BBD7AdKmAalAtF00SUwMSjpskv7m3O2Obk3GjxYHAeslzV2C_z5CATx2I9Maih6L_9Tojd4ba37zuRfgnTy6MSsr-fiXO4JC7KhO04e29QdO/w640-h426/mist2.jpg" width="640" /></a></div><br /><p>Bercerita tentang 4 orang sahabat sejak masa SMA yang saat ini masih terjalin erat dengan latar belakang karir masing-masing.</p><p><br /></p><p><b>Jang Se Yeon (Han Ga-in)</b> adalah pemilik <i>coffee shop</i> tempat berkumpul dengan para sahabatnya. Ia seorang <i>single parent</i> yang masih memecahkan misteri suaminya yang telah menghilang selama 2 tahun. Tiba-tiba saja sering muncul telepon gelap yang mengaku suaminya. Belum lagi kemunculan wanita misterius yang menawarkan diri menjadi pengasuh anaknya, dan seorang pria yang merupakan ayah dari teman sekolah anaknya mulai mendekatinya secara intens.</p><p><br /></p><p><b>Kim Eoun Soo (Shin Hyun-bin)</b> adalah seorang psikiater yang tengah menghadapi kegelisahan atas kematian misterius dari pria selingkuhannya. Anak laki-laki dari pria itu terus mendatanginya di tempat praktek dan menuduh Eun Soo telah membunuh ayahnya. Konflik batin yang menghantuinya belum juga usai, ia harus terlibat dalam persoalan lain yang dihadapi oleh para sahabatnya juga.</p><p><br /></p><p><b>Han Jeong Won (Choi Hee-seo)</b> adalah seorang guru SMA yang mulai tergoda dengan rekan kerjanya yang lebih muda. Namun hal itu menjadikan rumah tangganya semakin rumit dan terungkapnya beberapa misteri tentang sang suami seiring hal itu. Ia juga bingung menghadapi kehamilannya yang menyisakan misteri anak siapakah yang tengah ia kandung.</p><p><br /></p><p><b>Do Hwa Yeong (Goo Jae-yee)</b> adalah seorang pengacara yang tengah menyelidiki kasus perselingkuhan yang ternyata melibatkan mantan pacarnya sendiri dan membuat mereka jadi CLBK. Hwa Yeong adalah seorang <i>playgirl</i> yang tidak suka berkomitmen. Berbagai kasus yang terjadi di sekitar para sahabatnya membuat dia mulai memikirkan masa depannya sendiri setelah terlalu banyak bermain-main dalam urusan percintaan.</p><p><br /></p><p>Konflik pribadi masing-masing tokoh nantinya akan bertautan menemukan benang merahnya sendiri. Ada ujian dalam karir, persahabatan, dan cinta para tokohnya. Awalnya aku pikir ini hanya drama tentang <i>affair</i> saja, ternyata lebih dalam dari itu. Justru tentang persahabatannya yang lebih menyentuh karena mereka berempat merupakan pemain watak yang keren dan <i>chemistry</i> persahabatannya dapat banget. Film ini diawali dengan adegan penuh desah, diikuti konflik yang mengaitkan semua persoalan, dan klimaks yang penuh kejutan. <b><i>Really an interesting one</i></b>.</p><p><br /></p><p><b><i>~ Wil Twilite ~</i></b></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-11975568276794485102020-09-17T09:36:00.004+07:002020-09-22T10:19:49.980+07:00Jo Yi Seo in Itaewon Class; Wanita dan Karakter<p><b><i></i></b></p><b><i><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJMc5xpqc6jSIOemWWuausStf7FZz9aNLe-2wkGBzXt0oUWTnVQDUF4LCXRYFgZjLy3rdEgXg1VuD0_Ou7K_OTKJcnm9Ik-uPUffsUBnmLUQlcUBnwDtsGhhprfZ_iEV3s3fwixEFkFwck/s1222/itaewon.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1222" data-original-width="564" height="453" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJMc5xpqc6jSIOemWWuausStf7FZz9aNLe-2wkGBzXt0oUWTnVQDUF4LCXRYFgZjLy3rdEgXg1VuD0_Ou7K_OTKJcnm9Ik-uPUffsUBnmLUQlcUBnwDtsGhhprfZ_iEV3s3fwixEFkFwck/w209-h453/itaewon.jpg" width="209" /></a></div><br />Itaewon Class</i></b> adalah salah satu drakor yang sudah saya tonton beberapa waktu lalu. Saya tertarik untuk menuliskan kesan tentang <i>first female lead</i> dalam film ini, yaitu tokoh <b>Jo Yi Seo</b> yang diperankan oleh Kim Da Mi.<p></p><p><br /></p><p>Kesukaan saya terhadap drakor selain karena jalan ceritanya menarik dan pemaparan konfliknya bagus, tentu saja tidak terlepas dari aktris pendukungnya, dan terutama aktris wanitanya, dong.. hehehe..</p><p><br /></p><p>Saya tertarik nonton Itaewon Class atas rekomendasi dari partner. Park Seo Joon (<i>as</i> <b>Park Sae Royi</b>) yang merupakan <i>first male lead</i>, bukan salah satu aktor fave saya, tapi saya akui aktingnya di film ini bagus. Kemudian tokoh wanita yang pertama kali dimunculkan adalah <b>Oh Soo Ah</b> yang diperankan oleh Kwon Nara. Di awal, saya mengira dia akan jadi <i>first female lead</i> karena muncul sebagai cinta pertama Sae Royi. Pastinya dia tampil cantik dan sangat dicintai oleh si tokoh utama. Tapi dari awal saya biasa aja sama karakter Oh Soo Ah ini, ngga ada gregetnya gitu deh.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcZ_n4bUzeEHVRxyZ2y3ajyGechvXWYs6r3qk_F3NhO_oISpyJunndImvGXM4qNJKPPU6vts2c4__xCnEjeUXQx65J7-ZYsZTwIXd2vRhD9D5LPahLGax0MsHN1wMWgrZrCXyoepqdigzL/s1483/jo+yi+seo.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1483" data-original-width="564" height="477" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcZ_n4bUzeEHVRxyZ2y3ajyGechvXWYs6r3qk_F3NhO_oISpyJunndImvGXM4qNJKPPU6vts2c4__xCnEjeUXQx65J7-ZYsZTwIXd2vRhD9D5LPahLGax0MsHN1wMWgrZrCXyoepqdigzL/w182-h477/jo+yi+seo.jpg" width="182" /></a></div><br />Jo Yi Seo muncul di episode ke-3 film ini. Kesan pertama ngeliat penampilannya sungguh enggak banget deh. Anak berandalan banget yang bersikap seenak udelnya dan lagaknya tengil abis, plus dia tidak secantik Oh Soo Ah, pastinya. Tokoh Yi Seo ini mungkin sengaja dihadirkan ngga cantik dan ngga seksi, makanya Sae Royi sejak awal ngga naksir atau tergoda sama dia secara fisik kalik ya. Namun kemudian karakter Yi Seo ini semakin muncul dengan kejutan-kejutan yang bikin saya tersenyum, takjub, sampai jatuh cinta. Ya, Jo Yi Seo sungguh memiliki karakter kuat yang mengagumkan. Ternyata dibalik selenge'annya dia, dia sangat fokus ketika memiliki suatu tekad dan tujuan. Diawali dari dia naksir Sae Royi yang saat itu karakternya kacau balau, Jo Yi Seo berhasil mengubah Sae Royi beserta orang-orang terdekatnya menjadi manusia yang berbada dan bahkan menjadi think-tank kesuksesan usaha yang dijalankan oleh Sae Royi, dengan jalan berliku yang terjal penuh rintangan. <p></p><p><br /></p><p>Jo Yi Seo dan karakternya berhasil menyedot perhatian saya sepanjang film ini. Wanita memang tidak harus cantik untuk menjadi menarik dan loveable. Jo Yi Seo menunjukkan dan mengerahkan segala potensi yang ada dalam dirinya untuk membantu orang yang dicintainya, dengan bersedia pula menerima segala kekurangan orang itu, plus menerima paket lengkap "keluarga" Sae Royi yang karakternya unik-unik. Awalnya kehadiran Yi Seo dirasa sangat mengganggu mereka, hingga akhirnya semua orang menyayanginya dan berterima kasih karena Yi Seo lah yang membawa mereka mewujudkan semua hal yang selama ini sebatas angan dan mimpi semata tentang bagaimana meraih sukses setelah mengalami keterpurukan yang panjang dalam hidup.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnV189ujM-S761qqkst7pz2gmFoeqz7oPGonXtu6DLRJk8kHJz2QK6KDtB6ZPRBY8NRDIq3u9EdO_U_zr-Mmgf_mInL0Kj7zpCg54FZCrcJLmC6WRsjK8Wpjc7nTd15lFAoYFOPEujLFXh/s875/kwon+nara.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="875" data-original-width="564" height="367" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnV189ujM-S761qqkst7pz2gmFoeqz7oPGonXtu6DLRJk8kHJz2QK6KDtB6ZPRBY8NRDIq3u9EdO_U_zr-Mmgf_mInL0Kj7zpCg54FZCrcJLmC6WRsjK8Wpjc7nTd15lFAoYFOPEujLFXh/w236-h367/kwon+nara.jpg" width="236" /></a></div><br /><p></p><p><br /></p><p>Jadi, tidak melulu <i>first female lead</i> yang cantik menjadi daya tarik untuk menyaksikan drakor maupun film-film jenis lainnya. Wanita yang berkarakter jelas jauh lebih menarik dibandingkan wanita yang hanya cantik saja. Itu berlaku dalam kehidupan yang sesungguhnya. <i>That's why</i> saya juga ngga begitu tertarik sama wanita yang hanya cantik luarnya saja sebelum mengenal karakternya seperti apa. <i><b>Inner beauty is the best part of a woman</b></i>. Jo Yi Seo, <i>sarange</i>... </p><p><br /></p><p><i><b>~ Wil Twilite ~</b></i></p><br />Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-53598943792692685862020-09-06T14:09:00.001+07:002020-09-21T14:40:44.314+07:00Ruang untuk Kenangan<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt4FSqtB0dXCf1nEygVqzdIKUAbg2FpZADaZ_yxC8yRqLZ7tF_lVpR6OdFm5c7oN5OsZ4b7OzvmFGXZ2Y5xoRYOGfC_eKrT-vF7hzC7_a35iKEQRVVJlspG8gLAInpC6O6xiNAsxWdwnhn/s718/ruang+kenang.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="718" data-original-width="432" height="510" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt4FSqtB0dXCf1nEygVqzdIKUAbg2FpZADaZ_yxC8yRqLZ7tF_lVpR6OdFm5c7oN5OsZ4b7OzvmFGXZ2Y5xoRYOGfC_eKrT-vF7hzC7_a35iKEQRVVJlspG8gLAInpC6O6xiNAsxWdwnhn/w308-h510/ruang+kenang.jpg" width="308" /></a></div>Jika hati dan rasa dapat berubah, lalu apa yang abadi? Bahkan seiring laju usia, begitu banyak hubungan yang berubah. Hubungan dengan orangtua, keluarga, sahabat, pertemanan, apalagi hubungan kerja atau yang hanya berlandaskan kepentingan semata. Istilahnya, tak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi. Mungkin, perjalanan hidup semakin membuktikan hal itu, mungkin.<p></p><p><br /></p><p>Berbahagialah orang-orang yang hingga usianya mendekati 40 tahun dan masih memiliki hubungan yang begitu manis dengan kedua orangtua atau salah satunya saja, dengan kakak maupun adik, saudara sepupu dan sanak famili lainnya. Pun berbahagialah orang-orang yang pada akhirnya seiring bergulirnya waktu, menemukan siapa sahabat sejatinya, diantara begitu banyak kawan yang selama ini kita anggap atau menganggap kita sahabat. Berbahagialah juga orang-orang yang dalam perjalanan karirnya menemukan kawan yang secara langsung atau tidak, secara sadar atau tidak, mengantarkan atau mendampingi perjalanan menuju kesuksesan karir.</p><p><br /></p><p>Kemudian, apa yang tertinggal? Catatan perjalanan yang membentuk kenangannya sendiri. Sudah berapa lama kita melalui semua ini? Siapa saja orang-orang yang telah datang dan pergi dalam hidup kita? Siapa pun yang menorehkan luka dan bahagia, mereka tak terelakkan menjadi bagian dari kenangan, ketika mereka tak lagi kita perkenankan untuk terus berada di sisi langkah kita selajutnya. Hanya cukup menjadi bagian dari kenangan.</p><p><br /></p><p>Lalu, patutkah, atau perlukan kita memberikan ruang untuk kengan-kenangan itu? Perlukah kita mengingat setiap luka pula, sebagaimana kita sering tersenyum bila mengingat kenangan manis saja? Tentunya kita dapat memilih hadirkan kenangan manis saja, bila kita kehendaki. Kita hanya butuh senyuman, penghiburan, dan pelipur lara dari semua itu. Namun, tak terelakkan kengan-kenangan getir itu pun seringkali muncul bersama kenangan-kenangan yang manis. Alasannya, tentu saja setelah kenangan manis itu usai atau berlalu, apa kemudian hal yang mengikutinya, yang menjadikannya berlalu? Ya, umumnya demikian.</p><p><br /></p><p>Memberi ruang untuk kenangan bukanlah sesuatu yang seperti memberikan tempat bagi barang-barang agar tersimpan dengan baik dan memudahkan kita mencarinya tatkala kita membutuhkannya kembali. Ruang itu hampa, dan tiada memiliki batasan yang nyata. Apakah ruang itu gelap? Mungkin, karena cahayanya redup sebab merupakan sesuatu yang sesungguhnya sangat ingin untuk dapat kita lupakan. Dan, kenangan yang terang benderang? Itulah kenangan yang kan selalu menjadi alasan dan penguat bagi kita untuk terus melangkah ke depan.</p><p><br /></p><p>Sejatinya, kita bukanlah diciptakan dari cahaya seperti malaikat. Kita hanyalah insan dengan sisi terang, sisi redup, bahkan sisi gelap yang terbentuk dari setiap langkah yang kita ambil sejak kita mulai menjalani hidup dengan pilihan-pilihan di setiap persimpangan jalan. Tak lepas pula dengan siapa saja kita telah berpapasan dan beririsan di daerah arsiran, dengan begitu banyak orang.</p><p><br /></p><p>Mari terus melangkah, Jangan biarkan setiap kenangan muncul sesuka hatinya dan mengusik langkah kita ke depan. Berikan saja ruang yang cukup bagi mereka untuk tinggal. Ruang yang yang perlu kita pikirkan, apalagi terus menerus kita bawa. Sungguh itu hanya akan menjadi beban di langkah kita. Berdiamlah, wahai kenangan, di tempat yang telah disediakan. Janganlah pernah muncul tanpa diinginkan. Sebab kini aku telah memiliki perasaan dan pemikiran yang jaub berbeda dari sebelumnya, serta pengendalian diri yang lebih baik. Takkan kubiarkan diri ini larut dalam arus kenangan yang terlampau deras tak terbendung. <i>Sssshhhhh... just be quite there, memories...</i></p><p><br /></p><p><b><i>~ Wil Twilite ~</i></b></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-16155453012432480792020-08-02T10:36:00.000+07:002020-09-16T11:43:09.820+07:00Malam Panjang<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLER9UkhiFwppvuTIhz3O9PwN936XQ1uLBZmuL1qoZDnfvJJuBPt7qDhNuh4pZs4rFi9YJtKNVT2JBEdECL-Min7Bu5CeHzy59PBLOqr5ucJ4CIJDfYpUNMRzt_t345TTU1w7Az7eW47m7/s564/insomnia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="334" data-original-width="564" height="333" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLER9UkhiFwppvuTIhz3O9PwN936XQ1uLBZmuL1qoZDnfvJJuBPt7qDhNuh4pZs4rFi9YJtKNVT2JBEdECL-Min7Bu5CeHzy59PBLOqr5ucJ4CIJDfYpUNMRzt_t345TTU1w7Az7eW47m7/w560-h333/insomnia.jpg" width="560" /></a></div><br />Malam-malam yang panjang, kualami sejak awal pandemi ini membuatku menjalani <i>work from home (WFH)</i>. Entah karena khawatir dengan pandemi ini sendiri atau karena sebab lainnya, aku menjadi insomnia setiap malam. Ya, setiap malam, tanpa kecuali. Biasanya pukul 22.00 WIB pada hari-hari kerja, aku sudah mengantuk. Mungkin rutinitas itu pada dasarnya memang melelahkan atau gimana, etahlah.<p></p><p><br /></p><p>Dan malam-malam panjang pun kulalui dengan perasaan yang sangat tidak nyaman. Memang malam-malam itu selalu terasa tenang dalam keheningan yang menyelimutinya, <i>but some quite nights are not peaceful nights. Not at all. </i><b>Insomnia</b> diikuti oleh <i><b>overthinking</b></i>, <i>mostly</i>. Ketika insomnia melanda, kemudia muncullah si <i>overthinking</i> ini. Mengusik dan mengganggu. <i>I'm in a toxic relationship with my sleep</i>. </p><p>Sudah kucoba segala cara agar terlelap, salah satunya dengan nonton drakor yang kukira akan dapat membuat mata lelah bila ditonton pada jam-jam segitu. Ya, memang pada akhirnya mata lelah, namun kantuk tak kunjung jua menyapa. Huft. Hingga akhirnya aku tak tertahankan, mencari alternatif obat tidur apa yang aman untuk dikonsumsi. Sungguh selama ini ngga pernah terpikir bakalan mencicipi itu yang namanya obat tidur. Dan karena <i>worry</i> kalau sembarangan beli, aku memberanikan diri konsultasi dengan seorang teman dokter yang kukenal baik, dan dia menyarankan melatonin yang mg nya paling kecil saja. Aku pun nurut. Tapi tidak sampai sebulan aku kemudian menghentikannya karena ngga ingin keterusan. </p><p><br /></p><p>Malam-malam panjang yang tak terelakkan. Aku pun memilih untuk menghadapinya. <i>This overthinking thing takes me to places I didn't plan to going.</i> Aku seperti berselancar membelah ombak-ombak kenangan dalam ingatan yang terbatas namun meluas dalam ketidakterbatasan yang absurd. Aku sering seolah terbangun dari mimpi padahal ternyata aku bahkan belum sempat terlelap. <i>Sick!! But I have to face it. This is my battle and I'll fight to win...!!</i></p><p><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Sk_XeozVV0znNcIlmGTUiiedZ_-vCD2DSbd69PKGRq4p1KsDa44DhstYeviaMAapVQaNP2Bg2wo_uWdWf1prdzxpnX4Nbn3kmw2nZEHfloDws04Ckrbe4yyWQtsNBo9oZhSxPEbErWuK/s500/coffee+times.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="401" data-original-width="500" height="302" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Sk_XeozVV0znNcIlmGTUiiedZ_-vCD2DSbd69PKGRq4p1KsDa44DhstYeviaMAapVQaNP2Bg2wo_uWdWf1prdzxpnX4Nbn3kmw2nZEHfloDws04Ckrbe4yyWQtsNBo9oZhSxPEbErWuK/w378-h302/coffee+times.jpg" width="378" /></a></p><p><br /></p><p>Kemudian waktu bergulir dan banyak hal yang terjadi. Istilah new normal pun mulai digembar-gemborkan sebagai sesuatu yang merupakan alternatif baru melewati pandemi ini. <i><b>New normal?</b></i> <i>Really? </i>Sepertinya sulit untuk memaknai normal itu sendiri setelah segala yang kita leati bersama dalam kecemasan yang panjang dan belum terlihat ujungnya pun.</p><p><br /></p><p>Tapi ini sudah memasuki Agustus. Sudah semestinya kembali pada rutinitas baru yang tak terelakkan di kantor karena mulai diberlakukannya <i>work from office (WFO)</i> secara bertahap. Semoga sehat-sehat selalu dan senantiasa diberi kekuatan untuk melalui semua ini sebagai bagian dari proses pendewasaan dan pematangan diri. Dan semoga malam-malam panjang pun segera berlalu. Aku sungguh rindu pada waktu tidurku yang berkualitas. Aku sungguh rindu pada kehidupan yang wajar adanya seperti sedia kala. Aku sungguh rindu pada interaksi dengan manusia lainnya. Aku sungguh rindu berjalan-jalan di area terbuka diantara orang yang lalu-lalang, dan tentu saja menikmati makan dine in di restoran dan juga ngopi-ngopi cantik dengan sahabat sepulang dari kantor. Ah, kapan semua itu akan kembali seperti sedia kala?</p><p><br /></p><p><b><i>~ Wil Twilite ~</i></b></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-25635377430891338152020-07-31T09:24:00.000+07:002020-09-16T10:18:32.668+07:00Demam Drama Korea (DraKor)<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjqMxqj68Id_9fPW918fQ4TuMCNdEGCbnwZl2WH7lKz9Sdq8UCjDoDGUMxzh4C3zJYuAVcCAIhXMOaOW9bd4U_q0CxlW8wbTT9EkO6boEy-sUquqXUkkDSjIWD2IyHPQyA1zqK8NJNXnkH/s789/hye+kyo+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="789" data-original-width="315" height="521" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjqMxqj68Id_9fPW918fQ4TuMCNdEGCbnwZl2WH7lKz9Sdq8UCjDoDGUMxzh4C3zJYuAVcCAIhXMOaOW9bd4U_q0CxlW8wbTT9EkO6boEy-sUquqXUkkDSjIWD2IyHPQyA1zqK8NJNXnkH/w208-h521/hye+kyo+2.jpg" width="208" /></a></div>Semenjak diterapkannya <i>work from home (WFH)</i> oleh kantor di masa pandemi ini, aku jadi demam nonton drama korea lagi setelah sekian lamanya.<p></p><p><br /></p><p>Ya, dulu sekitar tahun 2004, aku pernah ada masanya seneng banget nonton drakor. Pertama kali jatuh cinta sama artis cantik <b>Song Hye Kyo</b> di film <b><i>Full House</i></b>, terus lanjut nonton filmnya dia juga, <i><b>Autumn In My Heart</b></i> yang tiap episodenya menguras air mata tiada tara. Drakor berkesan lainnya pada masa itu <i><b>Sassy Girl Chun Hyang</b></i>, tapi aku ngga ikutan ngefans sama artisnya. Song Hye Kyo <i>is the best</i> lah pokoknya.</p><p><br /></p><p>Seiring waktu bergulir dan aku mulai semakin disibukkan oleh begitu banyak hal seperti urusan keluarga, pekerjaan, pertemanan, dan urusan-urusan lainnya, maka boro-boro ada waktu untuk nonton serial yang panjangnya rata-rata 16 episode per judul. Sepupuku padahal selalu ngasih aku drakor setiap kali dia anggap ada yang bagus, bahkan aku selalu dikasih flashdisk yang isinya drakor-drakor pilihan dia, yang ternyata sudah ada puluhan banyaknya, namun tak satu pun sempat untuk kutonton. Hingga kini, akhirnya aku kembali merambah hobi nonton drakor.</p><p><br /></p><p>Pilihan pertamaku jatuh pada film <b><i>Crash Landing On You (CLOY)</i></b> yang lagi happening di awal tahun 2020 ini. Aku pun langsung jatuh cinta pada tokoh Yoon Se Ri yang diperankan oleh <b>Son Ye Jin</b>. Jalan ceritanya pun menarik dan bisa dibilang cukup baru alias ngga pasaran. First lead male nya pun Hyun Bin yang tergolong kategori cowok banget kalau dibandingkan dengan aktor-aktor Korea yang <i>mostly sweet or pretty boys</i>. Intinya, aku jatuh cinta sama film ini dan kemudian mulai melirik judul-judul lainnya untuk mengisi waktu di sela-sela WFH.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZVcoqWyAEdlqfX42cMSDV8ZEoJj4Kht8M9JeVnmJY107Z7olg5cAzznTwhss9N1vTy02SXmCrZzvEsau7x9uz0xpMmLUpDk8T-fQN8HeyL5sgFpbryke0-KAVYBzRHRoSMf8c0JDxS67i/s1128/cloy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1128" data-original-width="564" height="494" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZVcoqWyAEdlqfX42cMSDV8ZEoJj4Kht8M9JeVnmJY107Z7olg5cAzznTwhss9N1vTy02SXmCrZzvEsau7x9uz0xpMmLUpDk8T-fQN8HeyL5sgFpbryke0-KAVYBzRHRoSMf8c0JDxS67i/w247-h494/cloy.jpg" width="247" /></a></div><br /><p><br /></p><p><i>Anyway</i>, kenapa aku jadi nonton CLOY pada awalnya juga karena partner ikutan maksa-maksa aku nonton. Doi juga mulai nonton drakor saat WFH. Disamping itu anak-anak kami saat ini sudah beranjak remaja, jadinya suka deh sama korea-koreaan gitu. Demam korea pun tak terelakkan lagi melanda kami dan anak-anak gadis di rumah.</p><p><br /></p><p>Setelah menonton beberapa film, selanjutnya yang bikin saya jatuh cinta adalah <b>Hotel Del Luna</b>. Drakor yang satu ini juga mengangkat tema yang ngga umum, dan menampilkan sisi gelap tokoh utamanya, yang saya suka banget, <b>Jang Man Wol</b> yang diperankan oleh <b>Lee Ji Eun (IU)</b>. Saya pun kemudian jatuh cinta sama IU karena selain aktingnya bagus, dia juga cantik dan bersuara merdu. Dia juga penyanyi yang lagunya udah banyak. Aku pun jadi mendengarkan beberapa lagunya, tapi ngga banyak yang aku suka karena genre nya lebih ke abege. Beberapa lagu ballads nya bagus sih.</p><p><br /></p><p>Kembali ke laptop, aku juga menonton film-film Song Hye Kyo pastinya. Setelah <i>Full House</i> yang produksi tahun 2003, udah jadul banget, aku nonton <b>Encounter</b> produksi tahun 2019. Sungguh takjub tiada tara melihat Song Hye Kyo yang ngga berubah dan tak menua sedikit pun di film itu. Amazing! Gimana bisa wajahnya bak di formalin begitu, coba? Ckckck!! Selanjutnya semua film Song Hye Kyo pun aku tonton.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsEB6Fiw8OGWAEdEX8vbQ45oG969xrLE2CvHNqe7CYn9G7RZL2UKds44PE72pV1rfk49jZEag0Vwy86mk3pg3Q-Lh_q4UINWwFREjVXy1Od2I90-uyHo2g1OSagjjXPSTyLl8zW8bvS8cI/s845/hdl.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="845" data-original-width="564" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsEB6Fiw8OGWAEdEX8vbQ45oG969xrLE2CvHNqe7CYn9G7RZL2UKds44PE72pV1rfk49jZEag0Vwy86mk3pg3Q-Lh_q4UINWwFREjVXy1Od2I90-uyHo2g1OSagjjXPSTyLl8zW8bvS8cI/s320/hdl.jpg" /></a></div><br /><p></p><p><br /></p><p>Ada satu artis cantik lagi yang memanah hatiku.. eeeaaakkk bahasanya!! <b>Jun Ji Hyun</b>. Setelah nonton <b>Legend of the Blue Sea</b> dan <b>My Love From The Star</b>, aku pun klepek-klepek sama mommy yang satu ini karena seksinya ngga ketulungan banget, cantik pulak. Iya, dia udah menikah dan punya dua anak tapi body masih aja seksi bak perawan. <i>No wonder</i> juga sih secara dia artis dan kabarnya suaminya tajir melintir jugak. Ya udah lah yaa...</p><p><br /></p><p>Sementara sekian dulu tema drakor kali ini. <i>Next</i>, kalau aku ada <i>mood</i>, aku akan nulis lagi.</p><p><br /></p><p><b><i>~ Wil Twilite ~</i></b></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-88543826118379834252020-06-23T14:10:00.009+07:002020-09-11T18:05:46.601+07:00Generasi Sandwich<p><span style="background-color: white; color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Belakangan ini sering muncul istilahnya "perempuan generasi sandwich", apa sih maksudnya? Mungkin tulisan dari <i><b>Cosmopolitan</b></i> ini bisa memberi pencerahan. </span></p><p><span style="font-family: trebuchet; font-size: medium;"> </span></p><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px; text-align: left;"><p style="text-align: left;"><span style="background-color: white;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;"><b>Konsep dan Definisi</b></span></span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Istilah <i style="box-sizing: border-box;">sandwich generation</i> pertama kali diperkenalkan oleh <b><i>Dorothy Miller</i></b> dan <b><i>Elaine Brody</i></b> di 1981 yang awalnya istilah itu merujuk pada kaum wanita di umur 30-an sampai 40-an yang selain harus merawat anak-anak mereka juga masih harus memenuhi kebutuhan orangtua mereka, bos, teman-teman, dan orang lain di sekitar mereka.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Namun, pada perkembangannya fenomena ini tak hanya dirasakan oleh kaum wanita saja, tapi juga lelaki dan cakupannya pun meluas, mulai dari umur 20-an sampai 60-an. Demografinya mungkin berubah, namun secara konsep istilah ini masih sama, yaitu generasi yang “terjebak” di tengah dan harus menyokong generasi di atas dan di bawahnya yang masih harus bergantung pada bantuan mereka.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;"><b><i>Carol Abaya</i></b>, seorang ahli di isu demografi Amerika Serikat lantas mengategorikan beberapa skenario berbeda yang mungkin dialami generasi sandwich saat ini, yaitu:</span></span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Traditional Sandwich Generation:</span> Mereka yang berada di tengah orangtua yang menua dan butuh bantuan dan anak-anak mereka yang masih diasuh dan belum bisa mandiri.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Club Sandwich:</span> Mereka yang berumur 40, 50, dan 60-an yang berada di tengah orangtua mereka yang di usia senja, anak-anak yang sudah dewasa, dan cucu mereka. Namun istilah ini juga bisa dipakai untuk orang berusia 20, 30, 40-an yang bertanggungjawab untuk anak-anak mereka, orangtua, dan kakek-nenek mereka. Intinya istilah ini dipakai bila lapisan generasi yang terlibat lebih bertingkat.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: 700;">Open-faced Sandwich: </span>Siapapun yang ikut terlibat dalam mengurus orang lanjut usia.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;"><br /></span></p><h2 style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Tantangan Generasi Sandwich</span></h2><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Menjadi bagian dari Generasi Sandwich seringkali kita dihadapkan pada tekanan finansial karena memang pendapatan habis dipakai untuk membiayai banyak orang, mulai dari orangtua yang sudah pensiun dan mungkin mulai sakit-sakitan, anak yang butuh biaya sekolah, dan tentu saja kebutuhan untuk diri sendiri dan pasangan (kalau ada) yang juga harus diperhatikan dan dipenuhi.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Selain masalah ekonomi, Generasi Sandwich juga dihadapkan pada masalah menjaga kesehatan diri sendiri secara fisik dan mental, menikmati waktu personal, dan perkembangan karier yang mungkin terhambat karena harus berkorban secara waktu, contohnya <a href="https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/3/2020/18587/4-tips-resign-dari-kantor-dengan-cara-profesional" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; font-weight: 700;" target="_blank">memutuskan </a><i style="box-sizing: border-box;"><a href="https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/3/2020/18587/4-tips-resign-dari-kantor-dengan-cara-profesional" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; font-weight: 700;" target="_blank">resign</a></i> dari kantor untuk mengurus usaha keluarga atau kerja di rumah agar bisa punya waktu merawat orangtua maupun anak.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Walaupun hal ini dialami baik oleh pria dan wanita, namun pada praktiknya ada perbedaan dari bagaimana masyarakat memandang fungsi keduanya. Kaum pria dianggap sudah bertanggungjawab bila mampu memenuhi kebutuhan ekonomi saja, namun bagi kaum wanita ada tekanan lebih bahwa mereka juga diharapkan untuk membantu secara emosional dan fisik. Ibaratnya, pria cukup menyisihkan gaji mereka namun bagi wanita selain <a href="https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/3/2020/18673/4-perempuan-kuat-yang-berkarier-di-industri-dominasi-pria" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; font-weight: 700;" target="_blank">mencari nafkah</a>, mereka juga diharapkan mengerjakan pekerjaan rumah, mengasuh anak dan orangtua, hingga urusan dapur.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Merawat orangtua sekaligus mengasuh anak jelas bukan pekerjaan mudah dan menguras waktu, emosi, dan ekonomi. Ketika semua hal itu seolah tak ada habisnya dan rasanya selalu saja ada masalah baru dan pengeluaran yang harus dibayar hingga kamu tak sempat bersantai atau melakukan hal yang kamu suka, hal ini bisa berakibat negatif pada kesehatan mental dan fisikmu. Depresi, stres, dan kecemasan adalah momok yang menghantui Generasi Sandwich. Perasaan terisolasi, terjebak, tak punya tempat bercerita, dan perasaan bersalah pun sering menimpa Generasi Sandwich yang meskipun sudah berusaha keras namun merasa gagal dan belum bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga mereka.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;"><br /></span></p><h2 style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Faktor Pendorong Generasi Sandwich</span></h2><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Meskipun istilah Generasi Sandwich berasal dari Barat, namun faktanya hal ini bukan asing bagi penduduk di belahan dunia lainnya, termasuk Indonesia. Di Indonesia, Generasi Sandwich justru menjadi hal yang lumrah karena berbagai faktor, seperti:</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">1. Kultur Kekeluargaan</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Indonesia masih menganut paham kekeluargaan yang kental di mana seorang anak yang sudah bekerja seakan wajib membalas budi orangtua dengan membiayai mereka di hari tua. Mayoritas dari kita tentu merasa itu hal yang sudah sewajarnya karena tidak sebanding dengan pengorbanan yang telah dilakukan oleh orangtua ketika membesarkan kita. Walaupun berat, namun hal ini harus dilakukan dengan ikhlas. Kita pun mungkin mengharapkan hal yang sama dari anak kita kelak, namun sebetulnya hal ini bisa menjadi lingkaran setan yang tak putus dan hanya akan memberatkan generasi-generasi berikutnya.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Takut dicap durhaka juga membuat banyak orang Indonesia enggan memilih opsi panti jompo untuk orangtua lanjut usia. Hasil Survei Ekonomi Nasional 2017 yang dilansir Katadata (April 2018) mengungkap sebanyak 62.64% kaum lanjut usia di Indonesia tinggal bersama anak dan cucunya. Selain beban ekonomi, seringkali tinggal bersama dengan orangtua juga menyebabkan ketidakharmonisan antara mertua versus menantu yang menambah beban pikiran.</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">2. Perencanaan Finansial yang Kurang</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Minimnya pengetahuan tentang perencanaan keuangan baik untuk masa kini dan masa depan menjadi alasan kenapa banyak generasi di atas kita yang di hari tua hanya menggantungkan nasib pada anaknya. Alih-alih menyiapkan tabungan pensiun, anak justru dianggap menjadi investasi masa tua paling ampuh. Begitu pun dengan obrolan soal finansial yang kerap dianggap tak perlu diketahui oleh anak. Anak cukup fokus memikirkan sekolah yang benar tanpa harus memikirkan soal ekonomi orangtuanya. Anggapan tersebut walaupun berlandaskan rasa cinta, namun dapat membuat anak tak siap dan peka bila kelak masalah ekonomi datang menimpa. Padahal lebih baik, anak-anak terutama yang sudah masuk usia remaja ikut dilibatkan dalam obrolan finansial dan diberi pemahaman soal mengatur uang. Ups, jangan lupa juga bercermin ke diri sendiri, apakah kita saat ini sudah mulai memikirkan rencana masa tua kita atau belum? Apakah kita cenderung hidup untuk hari ini atau bahkan terbiasa berutang?</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">3. Tuntutan Sosial</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Selamat kamu sudah lulus kuliah dan berhasil mendapat pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Berarti sekarang tinggal fokus mencari pasangan dan menikah dong? Kemungkinan besar kamu pasti pernah mendapat komentar seperti itu baik, baik dari saudara, teman, atau bahkan orangtua sendiri yang ingin kamu segera berkeluarga. Celetukan seperti itu memang bikin gemas ya? Di satu sisi terdengar polos dan tak punya maksud buruk, tapi di sisi lain bisa terasa begitu usil dan menjengkelkan. Masih banyak lho, orangtua yang berharap atau bahkan mendorong anaknya segera menikah tanpa melihat kondisi finansial sang anak. Bila dipaksakan, hal ini cuma akan menjadi beban pikiran di masa mendatang, terutama ketika buah hati telah datang.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;"><br /></span></p><h2 style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; padding: 0px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Siasat Menjadi Generasi Sandwich</span></h2><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Memutus siklus Generasi Sandwich tampaknya memang harus dilakukan secara sadar dari kita sendiri dan mulai hari ini. Semua yang pernah atau sedang berada di kondisi ini punya cara masing-masing untuk mengakalinya, dari mulai mencari penghasilan tambahan sampai menunda menikah dan punya anak. Namun rasanya kita semua setuju kalau yang paling utama adalah menambah wawasan soal finansial.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Bagi kita yang masih di usia produktif, menyiapkan dana pensiun adalah hal yang mutlak. Selain itu, sempatkan juga waktu untuk mempelajari berbagai opsi investasi dan asuransi yang mungkin kita butuhkan baik untuk diri sendiri maupun untuk orangtua dan anak kita kelak. Tidak ada kata terlambat untuk mulai menabung, lho. Kebiasaan menyisihkan gaji untuk tabungan dan membuat bujet finansial yang jelas setiap bulan akan membantu kita menghadapi hal-hal tak terduga, mulai dari kebutuhan rumah, hingga biaya sakit dan mungkin pemakaman.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Yang penting juga adalah membangun <i style="box-sizing: border-box;">mindset</i> bahwa kelak kita harus bisa bertanggungjawab untuk diri sendiri dan tidak bergantung pada anak. Tanamkan pola pikir untuk mengizinkan anak-anak kita nanti menikmati kesuksesan mereka di masa mendatang dan fokus mengurus diri serta keluarga mereka nantinya.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Untuk orangtua kita yang terlanjur bergantung pada bantuan kita, yang bisa kita lakukan adalah coba membantu dengan seikhlasnya, meski kadang tak mudah. Namun, bukan berarti kita tak boleh bicara jujur tentang kondisi finansial dan beban pikiran yang kita rasakan. Berikan pemahaman yang baik tentang kesanggupan kita. Bila kita punya saudara kandung, kita pun bisa berdiskusi membagi tanggung jawab dan pengeluaran dalam membantu orangtua. Begitu juga bila orangtua termasuk yang suka mendorong kita cepat menikah atau punya anak, sampaikan dengan jelas bahwa prioritas kita saat ini mungkin belum di situ.</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Nah, bagaimana untuk yang sudah punya anak atau adik yang masih harus dibiayai? Sebagai orangtua, kita mungkin harus siap memberikan edukasi keuangan kepada sang buah hati, terutama bila mereka sudah masuk usia sekolah atau remaja. Mulai dari kebiasaan menabung hingga mencari uang jajan sendiri, <i style="box-sizing: border-box;">Cosmo </i>percaya generasi penerus kita punya potensi dan kreativitas untuk mandiri secara finansial lebih dari generasi sebelum mereka,</span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;"><br style="box-sizing: border-box;" /></span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Beberapa tips lain yang juga bisa diperhatikan adalah:</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">1. Hadapi Stres dengan Tepat</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Merupakan hal wajar bila kita merasa <i style="box-sizing: border-box;">burn out</i> dan stres bila dihadapkan dengan maslaah atau pengeluaran yang seakan tak ada habisnya, baik di tempat kerja maupun di rumah. Seperti kata RuPaul, kalau kamu tak bisa mencintai diri sendiri, bagaimana kamu bisa mencintai orang lain? <i style="box-sizing: border-box;">Well</i>, salah satu kunci utama adalah jangan lupa<a href="https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/2/2020/18227/8-tips-lebih-produktif-bekerja-tanpa-melupakan-self-care" style="background-color: transparent; box-sizing: border-box; font-weight: 700;" target="_blank"> peduli dengan diri sendiri</a> sebelum membantu orang lain. Bila kamu merasa keteteran, beberapa hal yang bisa kamu coba adalah membuat daftar prioritas pekerjaan yang harus dilakukan dan pengeluaran yang harus dibayar, tidur yang cukup, jangan lupa olahraga, dan sisihkan waktu baik untuk <i style="box-sizing: border-box;">personal time</i> atau bersosialiasi dengan teman dan orang lain.</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">2. Jangan Merasa Bersalah</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Jangan merasa bersalah bila kamu merasa butuh keluar rumah untuk sekadar bertemu teman atau menghabiskan waktu sendirian. Hal ini penting agar kamu tetap bisa <i style="box-sizing: border-box;">fresh </i>dan punya energi positif saat kembali ke rumah. Semua orang pun punya batasan masing-masing, merasa kurang maksimal menolong keluargamu adalah hal yang normal, namun jangan biarkan rasa bersalah itu menggerogotimu dari dalam. Kamu berhak untuk hal itu.</span></p><h3 style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 1.1; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">3. Komunikasikan Secara Terbuka</span></h3><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 10px; text-align: left;"><span style="color: #0b5394; font-family: trebuchet; font-size: medium;">Bila orangtua termasuk punya dana pensiun dan tabungan pribadi, coba ajak komunikasi dan diskusi dengan terbuka. Bila semua orang tahu kondisi finansial masing-masing, kita bisa lebih mudah membuat rencana finansial untuk orangtua kita sendiri, khususnya tabungan pengobatan dan bahkan dana untuk pemakaman. Bukan maksudnya mendoakan orangtua cepat meninggal, namun lebih baik sedia payung sebelum hujan kan? Belum lagi karena beberapa adat pemakaman di Indonesia menelan biaya yang tak sedikit. Namun, meskipun misalnya kita diberi tanggung jawab untuk mengatur keuangan orangtua, kita tetap harus ingat bahwa itu adalah uang hasil keringat mereka sendiri dan semua keputusan harusnya sesuai persetujuan atau pendapat dari mereka.</span></p></blockquote><p><span style="font-family: trebuchet; font-size: medium;"><br /></span></p><p><span style="font-family: trebuchet; font-size: medium;"><span style="background-color: white; color: #0b5394;">Source </span><a href="https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/6/2020/20399/semua-yang-perlu-kamu-tahu-soal-generasi-sandwich">Generasi Sandwich</a></span></p><p><span style="font-family: trebuchet; font-size: medium;"> </span></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; margin: 0px 0px 10px;"></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; margin: 0px 0px 10px;"></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; margin: 0px 0px 10px;"></p><p style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; margin: 0px 0px 10px;"></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-14450240907080439272020-04-24T14:33:00.007+07:002020-09-10T14:57:30.357+07:00Stay at Home or Dance with Us<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw5LgbBJe6juxdzNy122Nenr1_Q53ZO_WmZMqPY8PUYBqMd6gBc1h8ncpZTxhPCUCb1S7hJfxd4GWBapyFXgUM63yDx-srNaW_8GXPoSWCQ-LiGp92SPEH7iSIoUTiLRM8jnLkX7IhezAJ/s937/corona+4.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="937" data-original-width="750" height="500" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw5LgbBJe6juxdzNy122Nenr1_Q53ZO_WmZMqPY8PUYBqMd6gBc1h8ncpZTxhPCUCb1S7hJfxd4GWBapyFXgUM63yDx-srNaW_8GXPoSWCQ-LiGp92SPEH7iSIoUTiLRM8jnLkX7IhezAJ/w400-h500/corona+4.jpg" width="400" /></a></div><br /><p><br /></p><p><br /></p><p><span style="font-size: medium;">Setelah sebulan <b><i>work from home (WFH)</i></b>, yang awalnya ngga begitu mudah untuk "dinikmati" karena penambahan kasus positif setiap harinya yang semakin mengkhawatirkan, hingga berita-berita kematian yang lebih banyak dari biasanya, sekarang sudah mulai bisa untuk "dinikmati" secara <i>cooling down</i>.</span></p><p><span style="font-size: medium;"><br /></span></p><p><span style="font-size: medium;">Adanya <i>trending</i> akhir-akhir ini yang membuat tersenyum diantara sliwerannya pemberitaan, yaitu <i>Coffin Dance Meme</i>. Video dari sekelompok pengusung jenazah mengenakan setelan outfit warna hitam yang mana personilnya juga berkulit hitam, sungguh merupakan suatu hiburan tersendiri, deh. </span></p><p><span style="font-size: medium;"><br /></span></p><p><span style="font-size: medium;">Ternyata ini merupakan tradisi pemakaman dari negara Ghana, dimana proses pemakaman dengan menari diiringi lagu semacam itu memang benar-benar dilakukan, bahkan menjadi suatu tradisi yang diyakini dengan prosesi yang demikian, orang yang meninggal akan ikut merasakan bahagia di alam sana. Hmm...</span></p><p><span style="font-size: medium;"><br /></span></p><p><span style="font-size: medium;"><b><i>So, during this pandemic, just stay at home or dance with us.</i></b> Ini emang pas banget ya gaes, supaya orang-orang tuh mikir deh kalau mau keluar rumah untuk hal-hal yang ngga penting. Ngga mau kan jadi bagian dari pasiennya si coffin dance ini? 😷</span></p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizdmKMR31JIhnUSGRIhGkBblDgfLrQqx-1_0H2ZYqESQWzqCX_Fc0NyJS-vguvmsoqaDMYAP7Fbzh3D0mFa5HmqTaVQ9SZtY8FcUrbT0d9NHQzwzq9o6QqzCxnoBf0hWcF6_jzfl8qTyMN/s809/CORONA+4+black.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="809" data-original-width="539" height="625" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizdmKMR31JIhnUSGRIhGkBblDgfLrQqx-1_0H2ZYqESQWzqCX_Fc0NyJS-vguvmsoqaDMYAP7Fbzh3D0mFa5HmqTaVQ9SZtY8FcUrbT0d9NHQzwzq9o6QqzCxnoBf0hWcF6_jzfl8qTyMN/w416-h625/CORONA+4+black.jpeg" width="416" /></a></div><br /><p><span style="font-size: medium;">Yakin masih mau keluar rumah untuk hangout...? Ada yang nungguin tuh di depan pagar, lho... 😈</span></p><p><span style="font-size: medium;"><br /></span></p><p><b><i><span style="font-size: medium;">~ Wil Twilite ~</span></i></b></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-90737506878102016382020-04-04T13:50:00.000+07:002020-09-10T14:06:49.425+07:00Perjumpaan Singkat di Bandara<p>Tanggal <b>18 Februari 2020</b>, akhirnya kebersamaan yang semestinya kita habiskan dua hari satu malam, dipersingkat menjadi beberapa jam saja, dan itu pun di bandara.</p><p><br /></p><p>Takdir memang lucu. Manusia boleh berencana, akhirnya Allah yang menentukan. Tiba-tiba saja aku harus menghadiri acara penting dari kantor pada tanggal itu, menggantikan bos yang berhalangan. Dengan kesal, kamu pun langsung membatalkan hotel dan meminta stafmu untuk <i>reschedule</i> penerbangan menjadi sehari sebelum kepulangan yang direncanakan sebelumnya. Aku pun mencoba menyesuaikan <i>flight schedule</i> supaya masih mungkin untuk berpapasan denganmu di bandara, setidaknya kita masih sempat meluangkan waktu untuk makan siang bersama kemudian ngopi-ngopi. Dan akhirnya berhasil. Namun betapa sulit membujukmu untuk menyetujui hal itu. Aku sempat frustasi.</p><p><br /></p><p>Senang rasanya ketika akhirnya kamu setuju untuk berjumpa di bandara. Kita habiskan waktu yang sangat berharga, hari itu. Manis terasa. Ternyata setelah hari itu, sulit bagi kita untuk berjumpa kembali. Momen itu menjadi kunjungan terakhirmu ke Jakarta, dan aku ke sebuah kota di Sumatera, yang ditugaskan oleh kantor kita masing-masing. Setelah itu pandemi hadir mengubah banyak hal. Tak terkecuali perjumpaan kita yang satu sampai dua kali sebulan, menjadi entah beberapa bulan ke depan kita harus didera rindu yang pilu.</p><p><br /></p><p>Syukurlah saat itu kita mengambil banyak foto untuk dikenang. Setidaknya, komunikasi pun tetap terjalin manis. Memang ujian akan selalu ada selama kita bernafas, bukan? Ujian bagi hubungan kita pun rasanya tak pernah usai, tak hanya karena jarak yang membentang maupun karena keterbatasan yang sama-sama kita miliki satu sama lain, kini ditambah pandemi.</p><p><br /></p><p>Semoga kita 'kan mampu melewati ini semua. Semoga kita beserta keluarga masing-masing senantiasa dilimpahkan nikmat sehat oleh Allah SWT. Amin.</p><p><br /></p><p><i><b>~ Wil Twilite ~</b></i></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-73848086652164226392020-02-02T13:35:00.003+07:002020-09-10T13:49:22.790+07:00Mengerti Kamu<p><i>Butuh beberapa lama untuk mengerti kamu, pada isi di dalam ruang, pada spasi di dalam jarak, pada rindu yang berserak. <b>~Sapardi</b></i></p><p><i><b><br /></b></i></p><p>Tidakkah waktu semakin mengajarkan kepada kita tentang semuanya? Perjumpaan dan perpisahan yang terus berulang, pertengkaran dari yang kecil hingga yang dapat dikatakan besar, kemudian hanya pemahamanlah yang menguraikan semuanya. Sejauh mana kita bisa untuk saling mengerti dan memahami segala alasan di balaik segala tindakan maupun peristiwa yang di luar kehendak kita.</p><p><br /></p><p>Setelah ini, tak singkat waktu yang kubutuhkan untuk mengerti kamu. Pun tak singkat bagimu 'tuk hal yang sama. Kini usia kita pun beranjak, kuharap kau mengerti bahwa ku ingin hadirmu tetap mengisi hari-hari, seusai terbit mentari hingga terbenamnya, setiap hari.</p><p><br /></p><p><i><b>~ Wil Twilite ~</b></i></p>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-18213717389795540142018-10-05T19:47:00.000+07:002018-10-16T19:52:25.124+07:00DIA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGpLG3rKWsGcuVugbL-zZtwgpWPhDIy4_INs3b2VIxhzcn9JVJb3IklLgk5_txRtmL0gbH-Nnf5X_308rZZaOXY3rEVCoIRJOOGROs28jGoSgVieppn520yWQH5tS1Ye84rL-Vu-5sP6S2/s1600/valentine.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="202" data-original-width="249" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGpLG3rKWsGcuVugbL-zZtwgpWPhDIy4_INs3b2VIxhzcn9JVJb3IklLgk5_txRtmL0gbH-Nnf5X_308rZZaOXY3rEVCoIRJOOGROs28jGoSgVieppn520yWQH5tS1Ye84rL-Vu-5sP6S2/s320/valentine.jpeg" width="320" /></a></div>
<br />
Ibuku uring-uringan terus setiap malam minggu tiba. Bosan aku terus ditanya soal pacar. Kedua kakak perempuanku selalu diapelin sama pacar-pacarnya setiap malam minggu, sedangkan aku tidak pernah. Memang apa salahnya, ya? Ibu selalu bertanya, "<i>Galih, mana pacarmu? Kenalin ke Ibu, suruh main ke rumah</i>". Selalu begitu setiap malam minggu tiba. Huh! Bosan aku!<br />
<br />
Ibu hanya tidak tahu. Sebenarnya aku sudah naksir dia sejak kelas 1 SMU sampai sekarang. Dia adalah teman sekelasku. Ya, sudah tiga tahun duduk di bangku SMU dan kami selalu sekelas. Bahkan kelas 3 ini aku sangat beruntung, dia duduk di bangku depanku. Jadi setiap saat aku bisa memandangi wajahnya dengan leluasa, kami sering pula terlibat dalam diskusi kelompok beberapa mata pelajaran apabila guru membagi kelompok berdasarkan kedekatan tempat duduk.<br />
<br />
Tak seorang pun aku ceritakan tentang perasaanku pada dia. Cukup aku saja yang tahu. Dia pun tak pernah tahu, bahkan aku yakin terpikir pun tidak dalam benaknya bahwa aku diam-diam menyukainya. Ya, aku seyakin itu. Meski aku sering merasa cemburu setiap kali dia didekati oleh anak laki-laki. Ya, dia memang banyak yang naksir. Cantik, pintar, santun, <i>the best</i> lah pokoknya.<br />
<br />
<div dir="ltr">
Tibalah hari <i>valentine</i>, dimana teman-teman biasanya sibuk ingin menyatakan perasaan pada orang yang disukainya, baik secara terang-terangan maupun secara rahasia. Tiba-tiba terlintas dalam benakku untuk menyatakan perasaan ini kepada dia. Ya, sudah kelas 3 dan sebentar lagi kami akan memasuki masa kelulusan. Mengapa aku tidak mencoba mengutarakan perasaan ini? Ya, mengapa?</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Sudah dua jam aku mengamati secarik kartu <i>valentine</i> yang diam-diam kubeli di toko stationary tadi sepulang sekolah, tergeletak di atas meja belajarku. Isinya masih kosong. Aku mondar-mandir dengan perasaan tak menentu, bingung mau menuliskan apa disana. Ah, kok susah ya? Sudah bertambah dua jam kemudian, namun belum juga aku menemukan kata-kata. Akhirnya aku diamkan saja hingga hari beranjak malam. Menjelang tidur, akhirnya kuambil pena dan mulai menulis.. "<i>Dear you, happy valentine's day.. I just want you to know that I admire you since the first time.. -G</i>".</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Esok harinya aku datang paling pagi di kelas. Kuamati belum ada siapa-siapa. Langsung kuselipkan kartu itu di kolong meja dia. Lalu aku buru-buru keluar kelas menuju kantin. Hingga bel masuk berdering baru aku masuk ke kelas. Kulihat dia sedang memegang kartu dariku. <i>Oh My God!</i> Dadaku berdegup sangat kencang. Kurasakan wajahku seperti panas, aku takut bila wajahku menjadi merona merah. Duh! Aku tidak pernah menyangka sekedar melihat dia membacanya saja bisa menimbulkan dampak sedahsyat ini. Kuperhatikan ekspresi wajahnya nampak bingung, mungkin dia sedang menerka siapa si pemberi kartu misterius itu? Ah! Entahlah. Tiba-tiba aku panik, merasa bodoh dan menyesal kenapa harus aku tulis inisial segala. Duh! Bodohnya aku! Bagaimana kalau nanti dia curiga?</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Jantungku mau copot. Sepulang sekolah, tiba-tiba dia menepuk pundakku saat berjalan keluar kelas. "<i>Galih. Selain kamu, rasanya inisial G di angkatan kita ngga banyak deh. Kalau yang laki-laki tuh siapa aja ya?</i>". Dug! Rasanya wajahku bagai dihantam sarung tinju. Dengan pura-pura bodoh aku malah bertanya, "<i>Wah. Harus lihat daftar nama siswa dulu. Emang kenapa?</i>". Dia tersenyum, dan menunjukkan kartu itu ke wajahku. Aaaarrrggghhh!!! Kurasakan mukaku memanas dan aku tak sanggup lagi berkata. Dia seperti heran dengan ekspresi anehku yang menjadi norak seketika, dan bilang, "<i>Kamu kenapa, sih? Kok lebay gitu reaksinya? Aku cuma nanya, siapa aja cowok di angkatan kita yang inisial G? Jadi aku bisa menduga-duga siapa diantara mereka yang kirim kartu ini</i>".<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Ya benar juga sih. Tak seharusnya aku sepanik itu. Dia ngga mungkin menduga bahwa inisial G itu adalah aku, kan? Fokusnya adalah cowok-cowok. Titik.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<i><b>~ Wil Twilite ~</b></i></div>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-88761238388350137772018-10-03T16:21:00.000+07:002018-10-05T11:17:06.288+07:00Jika Perlu Alasan Mencinta<div>
Mengamati bahasa tubuh dan caramu bertutur pada setiap moment yang kita habiskan, dalam kebersamaan yang privat maupun ketika kita tengah berada diantara orang-orang yang kita kenal. Aku selalu memperhatikan dengan seksama, kamu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dan semakin bertambah kekagumanku seiring semakin matangnya pribadimu. Cara bicara dan sikapmu yang semakin anggun. Ah, mengapa aku semakin jatuh cinta kepadamu?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>"Kamu terlalu berlebihan memujiku"</i>, ujarmu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tidak. Bukan seperti itu. Aku hanya menyampaikan seperti apa kamu dimataku. Itulah sebabnya aku tidak pernah ingin berpaling darimu. Dan tidak akan pernah bisa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>"Jadi itu alasan kamu cinta sama aku?"</i>, tanyamu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Perempuan kesayangan, cinta tak pernah memerlukan alasan apapun. Namun barangkali bisa dikatakan demikian, jika perlu alasan mencinta.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b><i>~ Wil Twilite ~</i></b></div>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-67144092928899073032018-09-20T18:57:00.000+07:002018-09-21T19:02:55.296+07:00DekatKedekatan itu tak dapat dipaksakan. Bila Allah berkehendak untuk mendekatkan dua hati, maka rintangan apapun akan luruh. Sebaliknya, sekuat apapun daya dan upaya dua hati ingin saling mendekat, bila bukan itu takdirnya, maka akan sulit untuk menyatu. Wallahualam.<br />
<br />
Ilmu ikhlas-MU sungguh berat, Yaa Rabb. Sekali lagi hamba berusaha untuk lulus ujianmu tentang hati. Maka semoga Engkau perkenankan hamba untuk lulus. Amin.<br />
<br />
Rasa ini sungguh seperti air. Mudah sekali ia berubah mengikuti ruang tak menentu. Kadang terbawa arus, kadang melawan arus. Kadang aku hanya ingin mengalir saja.<br />
<br />
Lepaskan aku dari himpitan rasa ini, Yaa Rabb. Adakalanya aku tak sanggup menjalani sakitnya yang sesakkan dada ini, berulang kali. Dan lelah pula didera hawa nafsu yang memburu. Kadang begitu sulitnya untuk kujinakkan.<br />
<br />
Jika sayang, maka akan abadi. Jika nafsu sesaat, maka waktu akan menciptakan jaraknya sendiri. Bukankah demikian?<br />
<br />
Dan semua ini bagai misteri yang masih tersembunyi di lipatan takdirku dan takdirnya. Aku percaya, Engkau telah tuliskan kisah yang terindah untuk kami. Aku percaya kelak semua ini memiliki makna tersembunyi yang teramat manis. Insya Allah.<br />
<br />
<b><i>Wil Twilite</i></b><br />
<i>~diantara lantun tadarus menjelang adzan isya'</i>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-40292810569270495312018-09-07T09:40:00.000+07:002018-10-16T19:56:20.704+07:00Minyak Goreng Diskon<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1QgaB1mdXV09X7plfpBL2uglmV5nsuMSWNsQCsUTBCZd72NdmiCiszbmzk9ywzmgZKWAFQ4x0l6k6ucsseXfyfI2KAyDCwCSWqbR6r7dfWDy9pzomGiD1yDsmarWynlDw1l0dfH5o__LJ/s1600/minyak.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1QgaB1mdXV09X7plfpBL2uglmV5nsuMSWNsQCsUTBCZd72NdmiCiszbmzk9ywzmgZKWAFQ4x0l6k6ucsseXfyfI2KAyDCwCSWqbR6r7dfWDy9pzomGiD1yDsmarWynlDw1l0dfH5o__LJ/s200/minyak.jpeg" width="200" /></a></div>
Teringat salah satu kunjunganku ke kota sang mantan. Saat itu dia sibuk mengajakku untuk buru-buru menuju bandara, padahal penerbanganku masih lama. Flight terakhir.<br />
<br />
"Ini masih siang banget, lho. Mau ngapain kita di bandara seharian?", tanyaku.<br />
<br />
"Di Superindo arah bandara itu sedang ada promo minyak goreng. Aku mau mampir dulu beli itu". Jawabnya santai.<br />
<br />
"Hah? Harus banget hari ini, gitu?", tanyaku heran.<br />
<br />
Sejenak ia diam tak menjawab. Kulihat rona wajahnya memerah. "Aku tuh dari dulu pengen banget belanja di supermarket ditemani kamu. Tapi kan setiap kamu ke kotaku, kita selalu punya agenda lain. Kali ini aku ingin merasakannya, belanja sambil ditemani kamu, mau kan nemenin aku?".<br />
<br />
Sejenak aku speechless. Ya ampun dia masih memikirkan hal ini yang dulu sering aku candain ke dia sebelum kami menjadi mantan. Ingatanku pun memanggil memori itu. "Kapan-kapan aku mau kok nemenin kamu belanja bulanan". Ujarku saat itu. "Yakin kamu ngga akan bosan? Mau pegangin trolinya buat aku?", tanyanya saat itu. "Jangankan troli. Kamunya aku pegangin sampai selesai juga aku mau kok".<br />
<br />
Aku menghela nafas. Kenangan itu tak hanya sekedar membuatku tertegun, namun diam-diam aku merindu kebersamaan kami yang dulu. Ah, betapa aku merindunya sebagai kekasih hati.<br />
<br />
"Wil, kita udah sampai. Kamu kelamaan deh bengongnya. Apa ngga rela ya nemenin aku beli minyak goreng?", suaranya buyarkan lamunanku.<br />
<br />
"Oh.. udah sampai, ya? Ayo..", aku langsung membuka pintu mobil, kemudian berjalan mengikuti langkahnya.<br />
<br />
Dia baru saja mengulurkan tangan hendak mengambil troli, namun aku sudah mendahuluinya. Ia kaget dan bertanya, "Kamu mau beli juga?".<br />
<br />
Aku tersenyum. Tangan kiriku memegang gagang troli, tangan kananku memberinya isyarat untuk langsung memasuki area pertokoan. Ia tersenyum simpul dan memahami apa yang kumaksud, seraya berjalan memunggungiku. Aku pun segera mensejajarkan langkahku dan berbisik manis di telinganya, "Aku pernah janji temani kamu, dan bawakan troli selama kamu belanja. Dan hari ini aku ingin tuntaskan janji itu". Ia hanya melirik sekilas dengan senyuman yang tak dapat kutuliskan dalam untai aksara. Lalu kami tenggelam dalam rak-rak yang menyajikan berbagai kebutuhan rumah tangga itu.<br />
<br />
Seandainya setiap janji yang masih tertunda, menemui masanya dalam lorong waktu untuk diwujudkan. Bolehkah?<br />
<br />
<b><i>~ Wil Twilite ~</i></b>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-54910560917677704912018-09-02T09:32:00.000+07:002018-09-05T09:32:52.443+07:00Stay<div dir="ltr">
Mungkin, aku harus mulai belajar mengikhlaskan bahwa semua sudah berlalu. Sekian lama waktu yang telah tercuri. Kehadiran orang lain setelahnya. Tentu semua tak lagi sama. Hati dan rasa seperti air, dapat berubah.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Meski kamu selalu di hati. Meski kamu tetaplah seseorang teristimewa. Aku pun harus memahami bahwa aku bukan lagi satu-satunya dalam hati dan ingatanmu. Tentang cinta yang selalu kujaga, tentang rasa yang tak pernah berubah, mungkin hanya sesuatu untuk ku simpan dalam diam. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Cinta ini begitu dalam hingga aku tersenyum dalam sakitnya. Hingga aku hanya ingin tinggal, meski hati ini rapuh dalam bimbang mu menakar diantara pekat dan cahaya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Saat ini aku hanya ingin menggenggam kedua tanganmu. Menguatkan sekali lagi dalam rapuhmu. Meski aku sendiri melemah karena cinta ini yang sudah berubah warna. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Percayalah... kali ini ku akan tetap tinggal... </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<b><i>~ Wil Twilite ~</i></b></div>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-47516316998272498132018-08-19T19:20:00.000+07:002018-08-29T20:04:26.462+07:00A Woman Who Reads<p dir="ltr"><i>"Kamu suka membaca?"</i><br>
<i>"Nggak. Kenapa?"</i><br>
<i>"Nggak apa-apa. Nanya aja."</i></p>
<p dir="ltr">Aku sulit untuk merasa tertarik dengan perempuan yang tidak suka membaca. Entah mengapa.</p>
<p dir="ltr">Dan aku bisa jatuh hati pada perempuan yang suka menulis, lewat untai aksara bersayapnya. Kalau suka menulis, sudah pasti ia suka membaca.</p>
<p dir="ltr"><i><b>"A woman who reads are dangerous creature."</b></i> Aku percaya itu. Dan wanita yang menantang tentunya jauh lebih menggairahkan. Bukan begitu...?</p>
<p dir="ltr"><b><i>~ Wil Twilite ~</i></b></p>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-6694295652962313832018-04-17T09:54:00.000+07:002018-04-26T09:54:51.764+07:00Menjadi Baik<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHCpZIoxolIIZXssqs79_5U-_eWdq2jREkuLPDYkw7k3u7b9nBArSLKgUEk7arBFlnilrNWPuRZUGGrJTUO0-rRxAwl5Y7aixMiIhxdk9bZZH7t9aH4GQHxKZz9bjjb7k7gKDwCfUqMlEL/s1600/e18fddb9beecfbe1b0dff79b045436d6_20180426094733196.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="343" data-original-width="557" height="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHCpZIoxolIIZXssqs79_5U-_eWdq2jREkuLPDYkw7k3u7b9nBArSLKgUEk7arBFlnilrNWPuRZUGGrJTUO0-rRxAwl5Y7aixMiIhxdk9bZZH7t9aH4GQHxKZz9bjjb7k7gKDwCfUqMlEL/s320/e18fddb9beecfbe1b0dff79b045436d6_20180426094733196.jpg" width="320" /></a></div>
<div dir="ltr" style="font-family: sans-serif;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="font-family: sans-serif;">
Ketika komunikasi hanya sebatas untai aksara yang menari, tanpa ekspresi lepas. Bagaimana zaman telah bergulir menggeser kedekatan menjadi jauh, dan tidak sebaliknya...?</div>
<div dir="ltr" style="font-family: sans-serif;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="font-family: sans-serif;">
Terkadang manusia memaksakan kehendak atas sesuatu. Mengungkapkan gulir paradoks yang tidak pada tempatnya. Entahlah. Mungkin akal sehat sudah terkontaminasi oleh polusi peradaban.</div>
<div dir="ltr" style="font-family: sans-serif;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="font-family: sans-serif;">
Aku hanya ingin menjadi baik, tanpa merusak tatanan. Dan aku tak berkenan untuk kau usik, pun sesiapa.</div>
<div dir="ltr" style="font-family: sans-serif;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="font-family: sans-serif;">
Bolehkah...?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div dir="ltr">
<b>~ Wil </b><b>Twilite</b><b> ~</b></div>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-70020126234328228202018-03-06T19:26:00.001+07:002018-03-06T19:30:24.652+07:00Ketika Pasangan Harus Menikah<p dir="ltr">Menikah. Sesuatu yang sangat ditakuti pagi pasangan L. Entah karena desakan orang tua atau alasan lainnya, begitu banyak hubungan L yang pada akhirnya kandas di tengah jalan karena salah satu, atau bahkan keduanya, harus dihadapkan pada kondisi ini, menikah.</p>
<p dir="ltr">Apa yang harus dilakukan? Kabur ke luar negeri demi mengejar kebahagiaan berdua? Boleh-boleh saja. Sebab hidup adalah pilihan. Namun, bagi saya pribadi yang masih hidup dalam keluarga yang menjunjung tinggi norma-norma ketimuran, dan tentu saja <b><i>stay</i></b><b><i> in the closet</i></b>, sampai kapan pun ngga akan <b><i>coming</i></b><b><i> out</i></b> sama keluarga, <b><i>so I have a different </i></b><b><i>persective</i></b><b><i>.</i></b></p>
<p dir="ltr">Aku akan membiarkan pasanganku untuk menikah. Meski harus berdarah-darah, aku tidak akan menahannya untuk kumiliki sendiri, sementara ia ada keluarga yang sudah bersamanya semenjak jauh sebelum kami berjumpa. Alih-alih upaya untuk kembali kepada kodrat. Untuk menikah, dan meneruskan keturunan keluarganya, atau alasan lain apalah-apalah.</p>
<p dir="ltr">Katanya cinta, kenapa harus dilepaskan? Jangan salah. Ujian terbesar dalam cinta adalah melepaskan, bukan menahan kekasih untuk selalu jadi milikmu. Cinta itu masalah hati. Pernikahan itu mengikat secara hukum, tapi hati tetaplah milik yang dicinta. Pada dasarnya berpisah karena harus menikah atau berpisah karena alasan-alasan lainnya, sama saja. Ujian untuk melepaskan cinta. Maka bila ia memang takdirmu yang sejati, cinta memiliki sifat untuk selalu kembali.</p>
<p dir="ltr">Hubungan percintaan L itu tidaklah lebih atau kurang dengan hubungan percintaan hetero. Jika menyangkut hati dan perasaan, tak pernah mengenal jenis kelamin. Hetero pun bisa putus walau masih saling cinta, bisa karena orangtua tak restu atau alasan lainnya. Bahkan yang menikah pun bisa bercerai.</p>
<p dir="ltr">Intinya, tak ada yang salah dengan perpisahan. Sebab pada akhirnya selalu ada persimpangan di setiap langkah. Bukan tak mungkin ketika kita sudah sama-sama menikah, malah hubungan dengan sang mantan kekasih L bisa lebih syahdu nantinya. Kehilangan itu terkadang hanya masalah waktu untuk diberikan yang lebih baik. Aku percaya itu.</p>
<p dir="ltr"><b><i>~ Wil Twilite ~</i></b></p>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-90526594869921684502018-02-24T20:42:00.000+07:002018-02-24T21:12:44.257+07:00Senja<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5B1nnvUwZf6UAm8JMDvl-1pjkGBIXDVrC4UvVFM2oPZZvC5LoGieaNAlBHl7o7kwZ-Yl-7Qy6XufiZ_qWksjsENsWk7Ey3wTKWYartj_uwaG1IiGFZmJpPcJisRa7tRtw3HfogG4_5L5K/s1600/2da599827e54c096465a8b9aa49b983a.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="657" data-original-width="500" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5B1nnvUwZf6UAm8JMDvl-1pjkGBIXDVrC4UvVFM2oPZZvC5LoGieaNAlBHl7o7kwZ-Yl-7Qy6XufiZ_qWksjsENsWk7Ey3wTKWYartj_uwaG1IiGFZmJpPcJisRa7tRtw3HfogG4_5L5K/s320/2da599827e54c096465a8b9aa49b983a.jpg" width="243" /></a></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;">Senja meronakan wajah langit, seperti tersipu. Semilir angin, lambaikan pepohonan diantara pasir pantai dan debur ombak. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;">Langkah yang telanjang, menyusur di sepanjang tepian laut yang menderu. </span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;">Tatap yang kosong, jiwa yang hampa, hati yang beku. Tak ada tempat ku tuju. Hanya langkah gontai yang tersesat.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;">Kilas balik jejak-jejak usia bergulir di ingatan bagai tayangan dokumenter usang ditelan peradaban. Waktu terus melaju namun seolah jiwaku terhenti dalam pusarannya yang entah di belahan bumi bagian mana.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;">Terkatung-katung terus kubawa langkah ini ke depan. Meski tanpa arah. Meski tanpa tujuan. Akan ku pastikan langkah ini tetap beranjak meninggalkan jejak-jejak masa lalu.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: xx-small;">Semoga di depan sana ada secercah cahaya menuntunku. Dan Rabb-ku, tak pernah meninggalkanku dalam kondisi paling hampa sekalipun. Aku percaya itu.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i><b>~ Wil Twilite ~</b></i></span>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-68234763875625190342018-02-17T17:55:00.001+07:002018-02-17T18:12:32.912+07:00Tentang Kopi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipkG-ubTsiU12_t4Xrswat1-8TU4raHKEvGDnyq0ttVhWQ2SOmzo6MIXOpugBve-L4tUb_LJVdodqQt5UYFzSwfK6uzW36p3EVvZ62EwIom3QQj054heQtGW6qUluPB9-6CIXrrfdQKMIU/s1600/4777ac1256ebc7729a952d4f79b72e22.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1350" data-original-width="1080" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipkG-ubTsiU12_t4Xrswat1-8TU4raHKEvGDnyq0ttVhWQ2SOmzo6MIXOpugBve-L4tUb_LJVdodqQt5UYFzSwfK6uzW36p3EVvZ62EwIom3QQj054heQtGW6qUluPB9-6CIXrrfdQKMIU/s200/4777ac1256ebc7729a952d4f79b72e22.jpg" width="160" /></a></div>
<div dir="ltr">
Bagiku, kopi itu minuman yang sangat personal. Enggan kubagi dengan sesiapa. Mungkin, membagi sesapnya dengan bibirmu bisa jadi pengecualian...?</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Berkenankah bila ku rayu...? Namun jangan dulu jatuh cinta padaku. Sebab hati ini tak setia. Pada waktu pun ia kerap berkhianat menelusuri jejak masa lalu. Padamu...? Entahlah... Entah nanti...</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<i><b>~ Wil Twilite ~</b></i></div>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-13563523968122035912018-02-07T20:36:00.000+07:002018-02-24T21:10:52.781+07:00Jembatan<div dir="ltr">
<span style="font-family: "trebuchet ms", sans-serif; font-size: x-small;">Ketika pulau kita yang saling berseberangan tak memiliki</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKBWtUibEBDseysWY1aaijw3hvmex4kdj-AGvFyokpzoL74h46H0N0Zlut6cmKqcCPLMe-W5iCnknibRGlif1i493XcZata74PwatrDUm6amLB7m7AXRGU1G2GKFJdDAGr8LlUynbnP8_t/s1600/256ace4c7d4ec7f81df1c6f53a14a4d8.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span style="clear: right; float: right; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="424" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKBWtUibEBDseysWY1aaijw3hvmex4kdj-AGvFyokpzoL74h46H0N0Zlut6cmKqcCPLMe-W5iCnknibRGlif1i493XcZata74PwatrDUm6amLB7m7AXRGU1G2GKFJdDAGr8LlUynbnP8_t/s320/256ace4c7d4ec7f81df1c6f53a14a4d8.jpg" width="211" /></span></a></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">jembatan untuk dilalui, maka itu tak pernah menjadi masalah pada zaman yang memiliki mesin pemintal waktu.</span><br />
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Burung besi siap mengantar dengan sayapnya. <i>A very short flight that doesn't worth the delay. That's why I always choose the number one flight to your city.</i></span></div>
<div dir="ltr">
<i><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></i></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Aku enggan menunggu. Membiarkan waktu melambat perlahan dalam ketiadaan yang hampa. Setiap detik bagai menghitung kebersamaan 'tuk dikekalkan waktu.</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">Kamu menunggu. Di tempat yang sama. Aku datang kembali. Lagi dan lagi. Meski langkah sempat terhenti dalam keragu-raguan yang mengusik benak. Kemudian kamu kembali bacakan mantra sihir itu. Sekejap saja kelebat bayangmu menguasai sepenuhnya ruang di kepalaku.</span></div>
<div dir="ltr">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div dir="ltr">
<i><b><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">~ Wil Twilite ~</span></b></i></div>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-86383727748131999272018-01-29T20:48:00.001+07:002018-02-17T18:13:27.009+07:00Bukan Pandora<div dir="ltr">
Aku menyukai perbincangan denganmu. Selalu membuka pemikiran, dan membuatku menatap masa depan dengan lebih jernih. Ada kekuatan dalam kata-katamu yang kerap menggetarkan akal dan nuraniku. Ada sentuhan lembut yang mampu menyelusup dalam ruang kalbu.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Kamu, yang menyentuhku lewat kata, suara, dan lewat caramu menatapku.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Ruang hati yang enggan disinggahi sesiapa. Tak pernah setelah kamu, melainkan hanya mondar-mandir di berandanya saja.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Pintu yang terkunci. Kamu menggenggamnya. Menyembunyikannya di lipatan hatimu. Dan aku membiarkannya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Janji itu... penutup kisah yang sempurna... semoga belumlah terlambat untuk menyempurnakannya... sekali lagi langkah ini meluruh...</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Selubung kesunyian memeluk diamku. Adakalanya bahasa tak memerlukan aksara maupun lisan yang percuma.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
~ <i><b>Wil Twilite</b></i> ~</div>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-3658203242702551692018-01-29T20:39:00.001+07:002018-01-29T20:39:48.253+07:00Darkness<p dir="ltr"><b><i>Mind</i></b><i>: You keep yourself in the dark room of your soul. You've drown to your own darkness.</i></p>
<p dir="ltr"><b><i>Heart</i></b><i>: Am I...?</i><br></p>
<p dir="ltr"><i>~</i><i><b> Wil Twilite</b></i><i> ~</i></p>
Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885653750203528013.post-74777114808222064032017-08-02T18:59:00.000+07:002017-08-21T07:34:54.157+07:00Mataku, Telaga...Katamu,<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk7ZQ4jk5LeuOHnoe12QUdKfsIsw32eJ899fJ3DQeFFxUV5Wo883RD5AFlx-bMwMcqbO5TYJhxeId3PmWzknXkq_UmrVL83B0UqVK0j_11KgfOhq4Fm59mFr4u86GmZbxPNPQETZ5f-vdx/s1600/mataku.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="437" data-original-width="188" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk7ZQ4jk5LeuOHnoe12QUdKfsIsw32eJ899fJ3DQeFFxUV5Wo883RD5AFlx-bMwMcqbO5TYJhxeId3PmWzknXkq_UmrVL83B0UqVK0j_11KgfOhq4Fm59mFr4u86GmZbxPNPQETZ5f-vdx/s320/mataku.jpg" width="137" /></a></div>
mataku adalah telaga jernih<br />
yang hendak kau selami..<br />
<br />
Namun kedalamannya<br />
mampu menenggelamkanmu<br />
dalam gelisah yang panjang..<br />
<br />
Kadang kubiarkan airnya tenang<br />
untuk kau renangi..<br />
Kadang riaknya pun<br />
mengusik relungmu..<br />
<br />
Mengapa tak hendak kau berdiam<br />
di telaga mataku?<br />
<br />
Mengapa kau tak meyakinkanku sekali lagi,<br />
seusai kau beranjak petang kemarin,<br />
bahwa kau akan selalu kembali?<br />
<br />
<b><i>~ Wil Twilite ~</i></b>Wil Twilitehttp://www.blogger.com/profile/02326058000835920675noreply@blogger.com3