Rabu, Desember 07, 2016

Rindu Menulis

Aku rindu menulis seperti aku rindu pada waktu-waktu yang lalu, ketika irama rintik hujan terdengar bagai senandung lagu pengantar tidurku.

Jemariku kaku seperti jemari manekin di etalase butik-butik bergengsi. Jiwaku mematung di sana, membiarkan zaman menggonta-ganti kostumku sesuai trend dan musim.

Tanah kelahiranku hanya memiliki musim penghujan dan kemarau, namun kemajemukan masyarakatnya begitu beragam. Aku pun tak butuh empat musim, jika dua saja sudah menyamankan.


~ Wil Twilite ~
Selasa, Desember 06, 2016

Annoying WhatsApp Group(s)

Kenapa WhatsApp tidak membuat konfirmasi terlebih dahulu untuk group, ya...? Betapa seringnya kita tiba-tiba sudah menjadi anggota sebuah group. Dan tidak sedikit group yang isinya sama sekali tidak penting, notifikasinya mengganggu dan membuat kita ingin left, tapi ngga enak hati.

Belum lama ini, tiba-tiba ada group jualan milik salah seorang ibu dari teman sekolah lil' angel. Dia memposting begitu banyak barang dagangan yang tidak satupun saya perlukan sama sekali. Tiba-tiba satu persatu "anggota"-nya left, kesempatan saya ikutan left juga. Miris sekali.

Ada juga group arisan yang isinya cuma menagih para anggotanya untuk membayar arisan. OMG! Bok! Udah gitu, nama orang yang keluar pada saat penarikan, difoto dan diposting di group, padahal semua anggota hadir menyaksikan. Oh, so ngga penting banget, kan?

Sindrom "Maaf, salah kirim" pun marak di group-group yang jumlahnya sudah overdosis ini, entah benar salah kirim atau terdapat unsur kesengajaan, for any reason, karena terlalu sering terjadi. Semacam ingin mencari perhatian tapi kehabisan ide. Huft!

Begitulah sekilas fenomena maraknya WhatsApp Group yang salah kaprah. Sebagian sudah saya mute, tapi angka notifikasi tetap muncul. Jadi kesannya kita dapat banyak pesan, padahal itu zonk. Hahaha... dunia ini mungkin sudah semakin mengherankan... Lucu, sih, tapi... (isi sendiri aja).


~ Wil Twilite ~
Minggu, Desember 04, 2016

Twittaland


Setiap orang menjalani hidup ini dengan caranya. Twittaland (Twitterland) merupakan refleksi kecil kehidupan yang dijalani. Tidak peduli itu akun real atau alter.

Bila dalam dunia nyata tak bebas berekspresi, maka Twittaland semestinya menjadi tempat alternatif yang nyaman. Dengan atau tanpa topeng, terserah. Menjadilah sesukamu. Mau jadi kalem atau nyinyir, itu juga pilihan. Mau monolog atau mention sana-sini, tergantung kebutuhan.

Feel free to follow or unfollow, no heart feeling. Kalau dunia nyata terasa rumit, di Twittaland baiknya dibawa santai saja. No Baper !! That's why ada option unfollow, mute, dan block. Take it easy !! Don't take Twitter seriously, maka akan hilang kesenangan menggunakannya sebagai sarana hiburan.

Ekspresi diri tersalurkan, syukur-syukur kalau bisa menambah teman. Nambah musuh lewat Twitter..?? Come on, sesuram itukah hidupmu, sampai di dunia maya pun sukanya cari musuh..?? Ckckck !! Kalau punya bakat jualan, Twittaland bisa jadi sarana untuk menghasilkan uang. Kok kamu malah memilih untuk cari musuh..?! Begitu banyak hal lain yang lebih baik untuk dicari dalam hidup ini.

Well, kira-kira begitulah sekilas review selama menjadi penghuni Twittaland. Baik atau buruk, semua kembali pada cara dan tujuan masing-masing dalam menggunakan dan memanfaatkannya.


~ Wil Twilite ~