Sabtu, Juli 27, 2013

"MEMBACA-lah..." (agar lebih "PEKA")

Selepas subuh merupakan waktu yang baik untuk MEMBACA. Ketika pikiran masih begitu jernih dari hal-hal duniawi lainnya.

Membaca bagai menyelami sisi dunia yang lain. Dalam waktu singkat kita bisa berada di atas kereta Shinkansen Jepang, tersesat di belantara Amazon, menjelajah Himalaya, atau bertamasya di dalam Pyramid Mesir. Di mana saja, di belahan bumi ini.


Membaca membuat kita "berjumpa" dengan banyak orang, banyak karakter, banyak tokoh yang mengalirkan inspirasi dan motivasi diri. Mengambil hikmah atau pelajaran dari pengalaman mereka bagai diary yang diwariskan.


Membaca adalah sumber pengetahuan. Melekat di suatu ruang dalam pikiran. Untuk diingat dan bisa menjadi pedoman dalam melangkah.


Tergantung bacaannya...? Tentu tidak demikian. Melainkan tergantung bagaimana kita menyerap setiap apa yang kita baca. Biarkan otak kita memilah.


Mari membaca. Agar kita tidak mudah diperdaya tipu muslihat "orang-orang pintar" yang "minterin" orang lain. Agar kita mawas diri, berbekal wawasan.


Dengan banyak membaca, semakin tajam kita dapat membedakan mana ide-ide orisinil dan mana yang plagiat. Sekarang marak sekali. Plagiat intelektual.


Bila berkarya, patenkan hak cipta, jangan biarkan dipoles oleh "plagiat intelektual" yang akan dengan bangga mempublikasikan karya orang lain atas nama dirinya.


Be aware, be smart...!!! Sebait, dua bait hasil goresan pena kita merupakan cerminan diri kita yang sejati. Orang boleh terinspirasi, namun bukan mengakui sebagai hasil karyanya.



~ Wil Twilite ~
Sabtu, Juli 20, 2013

#Rindu dan #LDR


Senja berlalu, turun menjemput sang malam, ketika aku tengah dalam perjalanan menuju bandara kotaku. Jemariku tergetar menggenggam secarik kertas bertuliskan namaku, dan kotamu. Rasanya tak percaya, secepat ini hatiku melajukan rindu yang bertalu, 'tuk bersegera menemuimu. Can't hardly wait. Burung besi, antarkan aku ke sana, ya...

Long Distance Relationship (LDR) adalah ketika rindu menjadi candu, namun semanis madu... Dan aku tak pernah bermimpi, akan mengalami yang namanya LDR. Dulu aku anti-LDR, karena kuanggap LDR itu hanyalah suatu bentuk hubungan yang menyiksa diri. Kekasih jauh, mau ketemu aja susah. Ngapain, sih...? Kini kurasakan juga, betapa rindunya begitu mengangkasa raya seperti ini... #LazuardiRasa

Pernah kubaca di twit-mu, "Pacaran jarak jauh, meskipun banyak rindu, setidaknya kamu lebih tahu, cinta tak melulu bertemu dan bertatap... ".

------------------------------

Tiba di kotamu, malam 'tlah larut. Sejenak kuamati sekeliling, kuhirup nyamannya udara di tanah kelahiranmu, sambil menunggu. Nada suaramu begitu panik saat ku telepon, "Apa...?! Kamu sudah sampai...? Cepat sekali... Tunggu aku 10 menit lagi, ya, Sayang...".

"Maaf membuatmu menunggu, perkiraanku pesawatnya tidak secepat ini...", ujarmu sesaat setelah aku menutup pintu mobilmu. "Mungkin pilotnya tahu kalau ada salah seorang penumpang yang udah kangen berat sama kekasihnya, jadi take off-nya semacam dimajukan 5 menit...", jawabku menggodamu. "Ah, kamu, bisa aja...", ujarmu tersipu.

"Sebelum ke hotel, kita dinner dulu ya, kamu pasti lapar... Semoga kamu suka restoran ini, salah satu yang terbaik dan selalu ramai, ngga kalah deh sama kafe-kafe di Jakarta...". Dan aku pun menyukai resto pilihanmu itu. "Hmmm, Dear, ini benar kita sedang di kotamu, ya...? Koq aku berasa seperti sedang di Kemang, gitu... Keren banget tempat ini, makasih, yaa...". Kamu pun tersenyum bangga.

"Kamu pasti akan suka kamar hotelnya. Aku pilihkan hotel terbaik di kota ini, karena kamu tamu istimewaku, dan view terbaik... aku khawatir kamu betah dan ngga kepingin pulang lagi...", ujarmu dengan kerlingan menggoda. Dan sekali lagi aku setuju, this must be the best view of your city, amazing...! Aku merasa kagum dan teramat sangat tersanjung. Semua kau persiapkan dengan sempurna untuk menyambut kedatanganku.

"Gimana view-nya, Yang, suka, kan...? View nomer satu di sini, loh...", ujarmu bangga. Aku terdiam sejenak, "Hmmm, nomer dua, lah...", jawabku santai. "Apa...?!", matamu membelalak kaget. Aku tersenyum, mendekatimu sambil kedua tanganku merangkum wajahmu, "Di kota ini, bagi aku, pemandangan nomer satunya itu, kamu...". Wajahmu pun merona.

------------------------------

Kebersamaan denganmu sungguh berarti. Aku menikmati setiap detik yang berjalan, diantara binar indah matamu, hangat senyumanmu, kesantunanmu, dan caramu memanjakanku membuatku merasa sangat istimewa. You treat me like a queen...

Ketika saatnya tiba untuk meninggalkan kotamu, langkahku pun rasanya enggan beranjak... Kenyamanan di sisimu membuatku ingin tinggal lebih lama... Membayangkan jarak kedua kota kita yang membentang, aku merasa bersyukur adanya burung besi yang mempersingkat jarak, thanks to Orville and Wilbur Wright... Luar biasa LDR ini, ngapel aja harus naik burung besi, ya, Dear... :)

Sejauh ini, aku merasakan kenyamanan yang menenteramkan, bersamamu... Apa yang kubutuhkan, ada pada dirimu... Aku akan tetap di sini, menjalani LDR yang apabila diibaratkan bentang langit, maka sejuta rindu adalah gugusan bintang yang menguntai rasi-rasi indah penghias kelamnya...

You're all that I need, then I'll be going nowhere... You'll be my very cozy home... The queen of my castle of heart...

teruntuk kekasih hati
yang teristimewa, Adelia Winter


~ Wil Twilite ~



Kamis, Juli 18, 2013

Rinai Rindu

Diantara rinai gerimis yang menjelma hujan seusai senja,
aku merinaikan jua butiran rindu pada riak sungai kecil di hatimu,
berkayuh sampan...

Pada tiap hening jeda yang kau torehkan,
ada dentuman hasrat yang melandai,
enggan tergelorakan sebelum asa melabuh dalam titian waktu...

Saat hujan, memang selalu ada saja yang jatuh, luruh...
ada saja yang ikut mengalir, pergi menjauh...

...Rindu...


~ Wil Twilite ~
Rabu, Juli 17, 2013

Ingatan...

aku sanggup mengingat banyak hal
tentangmu
tentu saja
terlalu lekat di kepala
kau taburkan mantera cinta di pikiranku

~ Wil Twilite ~
Senin, Juli 15, 2013

Sisa

Menghitung sisa waktu yang dimiliki dalam kebersamaan, bagai mengurai butiran pasir basah di tepian pantai... Ombak 'kan selalu menyapunya...

Tak ada yang bisa kuberi... tidak masa laluku, tidak pula kupinta, "Andai kita berjumpa lebih awal". Aku untukmu, dan kau untukku... adalah kita yang telah didera segala yang lalu itu, menjadikan kita yang sekarang. Tidakkah Tuhan begitu baik, mendatangkanmu di hidupku, dan hadirkanku di hidupmu, dalam wujud kita yang sekarang...?

Aku tak bisa berjanji apapun 'tuk memberimu lebih dari apa yang tersisa di diriku. Takdirmu, hanya menerima sisa. Ya, sisa usia yang masih kujalani, semenjak kita berjumpa, hingga kelak menutup mata... :)

~ Wil Twilite ~
Rabu, Juli 10, 2013

Leo + Scorpio

Ketika Leo dan Scorpio menjadi sepasang kekasih, hubungan dapat terjalin dinamis dan intens. Scorpio membutuhkan respek dan rasa dibutuhkan, sementara Leo senang dikagumi dan dipuji (uuups...!!). Mereka sama-sama loyal dan saling posesif satu sama lain. Namun keduanya mampu untuk saling melengkapi dan saling mengagumi.

Leo menikmati kenyamanan dan kualitas, senang dengan segala sesuatu yang maksimal. Leo cenderung flamboyan, dan Scorpio menghargai itu, mengamati dan menerima selama hubungan mereka masih equal. Leo senang menjadi pusat perhatian dan diakui keberadannya. Scorpio cenderung lebih pemalu, namun senang memegang kendali di belakang layar. Keduanya sama-sama memiliki pengaruh yang kuat, maka mereka perlu sungguh-sungguh untuk saling mememahami dan saling menerima satu sama lain secara utuh.

Leo dinaungi matahari sedangkan Scorpio dinaungi Planet Mars dan Pluto. Matahari merupakan simbol ego dan self-centre yang tinggi, namun juga memancarkan kehangatan dan pijar cahaya. Leo memiliki semangat dan antusiasme tinggi. Planet Mars melambangkan perang, dan Pluto memaknai regenerasi kehidupan Scorpio. Bila bersama, kelimpahan pancaran energi yang dimiliki keduanya dapat bersinergi menganulir riak-riak friksi diantara mereka. Mereka berpotensi saling mencerahkan satu sama lain. Matahari mewakili kehidupan, sedangkan Planet Mars dan Pluto mewakili ambisi dan kekuatan alam bawah sadar; selama mereka berdua bersabar dalam proses saling memahami hingga tingkatan yang terdalam, hubungan mereka berpotensi tinggi untuk bertahan dan sangat positif.

Leo dinaungi simbol api dan Scorpio dinaungi simbol air. Leo menuntut kebebasan dalam pergaulan, sedangkan Scorpio cenderung memiliki karakter seperti bunglon yang mudah berubah warna (mood). Kedua simbol sama-sama dominan, sangat berpotensi muncul friksi diantara keduanya, namun bisa juga menjadi mantap apabila keduanya mampu menjalani dengan santai. Sebagaimana elemen yang menaungi mereka, pengaruh keduanya begitu kuat satu sama lain. Kadang hubungan mereka bisa menjadi tidak harmonis, namun selama keduanya sama-sama sanggup menahan ego mereka dan menjadikan hubungan mereka sebagai prioritas utama, permasalahan yang mereka hadapi dapat terselesaikan melaui proses komunikasi yang baik.

Leo dan Scorpio sama kerasnya. Cenderung dogmatis dan memiliki keengganan untuk berubah. Mereka sama-sama keras kepala dan gigih dalam mencapai tujuan hidup. Bila mereka memiliki rencana, mereka akan fokus hingga hal itu tercapai. Sama-sama menyukai zona nyaman yang mereka ciptakan. Dan saat berbeda pandangan, mereka cenderung bertahan pada pendapat masing-masing. Scorpio enggan mengalah karena hal itu nampak seperti "kelemahan" baginya. Dan Leo mungkin akan menganggap Scorpio merasa "paling benar sendiri". Apabila keduanya mampu untuk saling berempati dan saling memahami, serta memiliki "tujuan" yang sama dalam skema besar - jangka panjang, akan lebih mudah bagi mereka seiring-sejalan menuju ke sana dan sama-sama mengembangkan "produktivitas" mereka yang tinggi.

Apakah aspek terbaik dari hubungan Leo-Scorpio...? Yaitu kesamaan "sense of dedication" terhadap "TUJUAN". Mereka sama-sama senang mengambil peran yang equal dalam pencapaian. Kedua simbol memiliki pancaran energi, strategi dan karakter yang sama-sama kuat. Mereka tampak sebagai pasangan yang kuat.

So, kita bisa awet nih, yaa... selama masih memiliki "tujuan" yang sama...? ^^


~ Wil Twilite ~

*) referensi
Selasa, Juli 02, 2013

Moonlight On The Water

Moonlight on the water,
Like a pathway through the night,
Take my hand and walk it with me,
Tell me everything's alright...
Bring me through the night-time safely,
Just by being by my side...
And I'll forget the long sad nights
When I sat all alone and cried...
Bring me back in time for daybreak,
So we can watch it from the beach...
As the moon hits the horizon,
Slipping quitely out of reach...


a poem by Steve Flavin