Rabu, Desember 22, 2010

down to EARTH


Kepak SAYAP ILUSI di bahuku kian terasa melelahkanku. Tak ayal aku pun mencari cara terbaik untuk melepaskannya, dengan tanpa meninggalkan BEKAS LUKA disana.

SAYAP yang dulu kokoh, kini kian rapuh dan tak bertenaga. Mungkin sebab ku juga telah lelah berkepak di DUNIA yang TAK TERJELAJAHI. Dunia yang penuh MIMPI, bertabur PERI-PERI KHAYALAN bersayap mungil indah berkepak.

RINDU aku akan BUMI, tanah kelahiranku. Rindu akan KODRATKU sebagai MANUSIA PENGHUNI BUMI, yang memang terlahir TAK BERSAYAP.

Ingatanku pun menerawang jauh pada malam penuh bintang, ketika kubisikkan satu doa yang terkabulkan, "Tuhan, berikan aku sepasang sayap untuk menjelajahi indahnya sisi dunia yang lain...", lalu aku terbangun dengan sepasang sayap indah nan kokoh.

Lalu terbanglah aku dengan sayap baruku, meninggalkan bumi tanah kelahiranku, hingga jauh menembus awan. Bumi tak lagi nampak dihadapan, dan aku tenggelam dalam lautan peri-peri bersayap, berbaur menyerupai wujud mereka. Diantara NYATA dan ABSURD wujudku.

Kini jiwaku mulai kelelahan, bahuku mulai renta. Sepasang sayap ini tampaknya telah merentakan diriku sebelum waktunya.

Kupejamkan mata, kukerahkan sisa tenaga dari sayapku untuk terbang turun menuju bumi... Melintasi awan putih yang senantiasa meringankan tubuhku MERABA GRAVITASI... Aku lelah berdiam di NEGERI ILUSI yang telah melenakanku sekian lama...



~ Wil Twilite ~
dear wings, I beg you pardon to fly me

... down to EARTH ...
Selasa, Desember 14, 2010

A Perfect Ending


I wanted a perfect ending
Now I’ve learnt, the hard way
Some poems don’t rhyme
Some stories don’t have
a clear beginning, middle, or an end

Life is about -
not knowing, having to change,
taking the moment
and making the best of it


... without knowing what’s going to happen next ...



- Anonymous -
Kamis, Agustus 19, 2010

momentum


ada 2 (dua) momentum yang mengiringi perjalananku di Agustus 2010 ini:


...Marhaban yaa Ramadhan...


...pekik MERDEKA !!! di seantero negeri...



AKU ...hanya ingin memanfaatkan kedua momentum itu sebagai kelahiran semangat baru di nadiku yang mengalirkan keikhlasan baru di relung hatiku...



Regards,
- Wil -
Selasa, Juni 08, 2010

Perhentian


langkah ini kian terasa semakin lemah dan lelah
meniti jalan yang tak berujung

ingin kugulung peta perjalananku sampai disini
sebab kutahu, takkan ada yang merindukanku juga

aku hanyalah seorang pengembara asing
yang terdampar di ruang tak berwujud

tiada berteman,
hanya kesunyian yang semakin erat mendekap

kuingin hentikan langkahku di sini,
di atas tanah retak
yang senantiasa dinaungi oleh kemarau panjang
dimana tetesan hujan pun enggan menyapa


~ Wil Twilite ~
end… in the sacred land of loneliness...
Senin, April 19, 2010

bersekutu dengan iblis


aku bersekutu dengan iblis,
ketika meminta kepadanya
agar kau jatuh kepelukanku
dengan segera…

menyenangkan bersekutu dengan iblis
pada setiap permulaannya
dia memberiku janji-janji indah
mengabulkan segala yang kuinginkan

hingga akhirnya aku benar-benar jatuh
kedalam jebakannya…
iblis kemudian mendekatiku sambil tertawa,
hei cucu adam, sekarang serahkan jiwamu kepadaku

jiwaku…? Apa maksudmu…?”, jawabku ketus
kau sudah janji, jika kuberikan segala yang kau inginkan, maka jiwamu untukku

sungguh, aku tidak merasa menjanjikan jiwaku kepada iblis, tidak dalam mimpi sekalipun…!

namun iblis tak terkalahkan dalam tipu daya, ia menghipnotisku, membuatku seperti melihat sebuah tayangan film, dimana aku sedang membuat perjanjian dengannya, seperti apa yang ia katakan…

Persetan kau, iblis…! Pergilah ke neraka, karena tempatmu di sana… kuingkari semua penglihatan semu yang coba ia tunjukkan… namun terlambat… jiwaku segera ditariknya, begitu cepat bahkan mataku belum sempat berkedip…


... namun aku tak mati, aku masih memiliki utuh ragaku, dan masih bernafas …



… hanya, tanpa jiwa …
Selasa, Januari 26, 2010

THERE’S NO SECOND CHANGE FOR FIRST IMPRESSION


Hmmm... sebuah catatan lama dari blog-ku terdahulu :


Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya.... terserah Anda

Kamu pasti masih ingat dengan petikan kalimat dari salah satu iklan deodorant ini, kan...? Ya, setiap orang pasti ingin memberikan kesan yang baik pada pertemuan pertama dengan orang lain yang baru ditemuinya, terlebih kalau orang tersebut dapat dikatakan istimewa; misalnya saja seseorang yang sudah kamu sukai atau kagumi selama ini, tetapi belum pernah bertemu secara langsung, atau seseorang yang terkait dengan urusan pekerjaan seperti klien atau relasi bisnis, bisa juga orangtua dari sahabat atau kekasih kamu, dan lain sebagainya. Perlu kamu ketahui, bahwa tidak ada kesempatan kedua untuk kesan pertama (there’s no second change for first impression). Jika kamu terlanjur memberikan kesan yang kurang, atau bahkan tidak menyenangkan pada awal pertemuan dengan seseorang, jangan harap untuk selanjutnya hubunganmu dengan orang tersebut bisa berjalan lancar atau mulus seperti yang kamu harapkan, kecuali dengan melalui perjuangan yang sangat ekstra, barangkali, namun itu pun juga tidak ada jaminan.

Sebenarnya, kesan pertama bisa kamu bentuk sendiri. Dalam ilmu komunikasi, hal ini disebut sebagai ”Proses Pengelolaan Kesan”. Alangkah baiknya kalau kamu mempunyai ciri khas tersendiri pada saat memperkenalkan diri untuk pertama kalinya dengan orang-orang baru, agar kelak saat memiliki kesempatan untuk bertemu lagi dengan mereka, tidak akan memerlukan waktu yang cukup lama bagi mereka untuk mengingat-ingat siapa kamu, dimana pernah bertemu sebelumnya, atau pun kesan lainnya yang mungkin akan muncul di dalam benak mereka nantinya.

Aku teringat kembali dengan salah satu materi yang pernah dibahas pada saat aku masih duduk di bangku perkuliahan dulu, sayangnya aku ngga ingat kalimat ini dikutip dari buku yang mana, pastinya aku masih ingat teorinya, seperti ini;

Kita sudah mengetahui orang lain menilai kita berdasarkan petunjuk-petunjuk yang kita berikan; dan dari penilaian itu mereka memperlakukan kita… Untuk itu, kita secara sengaja menampilkan diri kita (self-presentation) seperti yang kita kehendaki…”

Jadi, pada dasarnya self-presentation itu adalah sesuatu yang dapat kamu bentuk sendiri, sesuai dengan kehendakmu akan feedback seperti apa yang kamu harapkan dari orang lain terhadap dirimu. Memang, ini bukan hal yang mudah, perlu skill istimewa untuk bisa mempraktekannya, karena setiap orang pada umumnya akan merasa canggung pada saat pertama kali bertemu dengan orang lain yang baru dikenal. Jangankan untuk bisa mengatur sikap, untuk menatap saja rasanya sulit. Makanya, kamu perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Pertama, kamu tidak harus menunjukkan sikap atau perilaku yang sangat terkesan dibuat-buat, yang bukan mencerminkan kepribadianmu yang sesungguhnya, terlebih lagi kalau sangat jauh melenceng dari karakter dirimu yang sesungguhnya, bisa-bisa orang lain merasa mual atau bahkan muak dibuatnya, tampilkanlah dirimu senatural mungkin. Kedua, aturlah intonasi suaramu serta gaya bicaramu agar terdengar santun. Ketiga, tataplah mata lawan bicaramu sewajarnya, jangan berlebihan, apalagi terkesan acuh tak acuh, pastikan tatapan matamu memberikan kesan bahwa kamu menghargai lawan bicaramu. Keempat, perhatikan juga bahasa tubuhmu, kalau bisa sih dikendalikan agar tampak tenang dan bersahaja (wah, yang ini berat nih, aku aja suka grogi atau salting sendiri kalau berhadapan dengan orang-orang yang baru ketemu atau baru dikenal, malah sok ngajarin kayak gini...hihihi...tapi dengan catatan, harus punya self-control yang bagus untuk bisa menampilkan point terakhir ini secara maksimal). Kira-kira sih secara garis besarnya seperti itu, alangkah baiknya kalau kamu bisa kembangkan lagi. Selamat mencoba, ya... <seharusnya selesai disini>

Lain halnya kalau kamu ingin memberikan kesan pertama yang buruk, biasanya hal ini berlaku terutama bagi orang-orang yang dijodohkan secara paksa oleh orangtuanya, padahal hatinya tidak ikhlas, atau sudah memiliki tambatan hati yang lain. Plis deh, Siti Nurbaya banget. Tapi pastinya semaju apa pun peradaban, budaya ’perjodohan paksa’ ini masih saja ada yang menerapkan di bumi Indonesia tercinta ini, tak peduli dari suku bangsa atau etnis mana pun, tentunya dengan dilatarbelakangi oleh berbagai macam alasan yang sebenarnya kurang masuk akal, atau bahkan tidak masuk akal sama sekali, tetapi ’dipaksakan’ saja supaya masuk akal (lho...koq jadi muter-muter begini...?). Hmmm, sedikit ’masukan’ bagi kamu yang barangkali saja termasuk kategori yang terakhir ini. Pertama, tampilkanlah dirimu se-’dibuat-buat’ mungkin. Kedua, tunjukkan sisi terliar dirimu yang kamu yakin ≥ 100% saat kamu menampakkannya akan membuat mual atau muak siapa pun yang melihatnya. Ketiga, aturlah intonasi suara kamu dalam setting volume yang semaksimal mungkin disertai dengan gaya bicara a la ’Limp Bizkit’ atau ’Linkin Park’ style. Keempat, tataplah mata lawan bicaramu dengan melotot selebar mungkin, atau terpejam sama sekali, dan jangan setengah-setengah. Dan terakhir, last but not least, tidak perlu kamu kendalikan bahasa tubuhmu, biarkan saja tubuhmu bergerak sesukanya mengikuti irama gaya bicaramu yang a la ’Limp Bizkit’ atau ’Linkin Park’ style tadi. Dijamin, 500% s.d. 900% orang tersebut tidak akan mau dan tidak akan sudi untuk bertemu lagi denganmu di lain kesempatan, malah kalau bisa, hari itu juga, atau bahkan detik itu juga ’membantu’ kedua orangtuamu untuk menghubungi psikiater terdekat, atau bahkan yang lebih tinggi lagi tingkatannya dari ’sekedar’ psikiater. Hehehe...makanya, bacanya jangan serius-serius dong ah...!!!


~ Wil Twilite ~