Aku tergetar.. pada ketakutan yang teramat sangat, menatap cermin besar di hadapan.
Aku merenung.. dalam pemahaman yang absurd akan diriku sendiri.
Begitu haus keingintahuanku untuk menyelami jiwaku. Tanpa kusadari, aku telah membangun dinding tebal dari siapa pun. Aku kerap mengenakan topeng yang terbaik setiap kali aku berhadapan dengan siapa pun, baik mereka yang kukenal, terlebih mereka yang tak mengenalku.
Aku semakin angkuh dalam langkah yang gontai. Kerapuhanku justru membangun dinding yang semakin tinggi untuk melindungi hatiku dari rasa kecewa, takut, dan tak ingin terluka. Diriku penuh propaganda. Kupetakan begitu banyak tempat yang semestinya bukan wilayah teritorialku.
Izinkan ku berdiam sekali lagi dalam hening yang tak berbatas. Izinkan ku mematut diri di hadapan cermin besar agar senantiasa kuberkaca.
Aku telah mempecundangi diriku sendiri dalam keinginan yang melampaui batas atas nafsu duniawiku. Apa yang kucari?
Biar kuringankan langkahku dalam menemukan kembali jalan pulang seusai ku tersesat di lorong panjang yang gelap. Selama ini aku telah disilaukan oleh cahaya lampu yang meredup saat mentari menyapa. Aku butuh cahaya yang sejati. Menerangi hati, pikiran, dan jiwaku.. yang tak pernah padam.
Cahaya itu milikNya. Hanya Ia Yang Maha Berkehendak, menitipkan cahayaNya di hatiku. Aku hanya dapat memohon ampunanNya, dan kembali pada kodratku yang semestinya. Segala kelemahanku adalah ujian dariNya, semata agar aku bersimpuh dan mohon kekuatan, hanya kepadaNya..
~ Wil Twilite ~
Ahlan wa sahlan yaa Ramadhan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar