Menikah. Sesuatu yang sangat ditakuti pagi pasangan L. Entah karena desakan orang tua atau alasan lainnya, begitu banyak hubungan L yang pada akhirnya kandas di tengah jalan karena salah satu, atau bahkan keduanya, harus dihadapkan pada kondisi ini, menikah.
Apa yang harus dilakukan? Kabur ke luar negeri demi mengejar kebahagiaan berdua? Boleh-boleh saja. Sebab hidup adalah pilihan. Namun, bagi saya pribadi yang masih hidup dalam keluarga yang menjunjung tinggi norma-norma ketimuran, dan tentu saja stay in the closet, sampai kapan pun ngga akan coming out sama keluarga, so I have a different persective.
Aku akan membiarkan pasanganku untuk menikah. Meski harus berdarah-darah, aku tidak akan menahannya untuk kumiliki sendiri, sementara ia ada keluarga yang sudah bersamanya semenjak jauh sebelum kami berjumpa. Alih-alih upaya untuk kembali kepada kodrat. Untuk menikah, dan meneruskan keturunan keluarganya, atau alasan lain apalah-apalah.
Katanya cinta, kenapa harus dilepaskan? Jangan salah. Ujian terbesar dalam cinta adalah melepaskan, bukan menahan kekasih untuk selalu jadi milikmu. Cinta itu masalah hati. Pernikahan itu mengikat secara hukum, tapi hati tetaplah milik yang dicinta. Pada dasarnya berpisah karena harus menikah atau berpisah karena alasan-alasan lainnya, sama saja. Ujian untuk melepaskan cinta. Maka bila ia memang takdirmu yang sejati, cinta memiliki sifat untuk selalu kembali.
Hubungan percintaan L itu tidaklah lebih atau kurang dengan hubungan percintaan hetero. Jika menyangkut hati dan perasaan, tak pernah mengenal jenis kelamin. Hetero pun bisa putus walau masih saling cinta, bisa karena orangtua tak restu atau alasan lainnya. Bahkan yang menikah pun bisa bercerai.
Intinya, tak ada yang salah dengan perpisahan. Sebab pada akhirnya selalu ada persimpangan di setiap langkah. Bukan tak mungkin ketika kita sudah sama-sama menikah, malah hubungan dengan sang mantan kekasih L bisa lebih syahdu nantinya. Kehilangan itu terkadang hanya masalah waktu untuk diberikan yang lebih baik. Aku percaya itu.
~ Wil Twilite ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar