Senin, Februari 01, 2016

Fifty Shades of ...


Aku mengenalnya di dunia maya. Berawal dari beberapa baris komentarnya di blogku, kemudian kami saling berkirim email, hingga berteman di beberapa social media. Namanya Alena, wanita blasteran Indonesia - Australia, usia 40 tahun, tinggal di Sydney. She’s so open minded, she’s got a sexy mind, very wise, and sophisticated on many things. Totally adorable.

Sejauh aku mengenalnya, Alena tidaklah seperti wanita kebanyakan. Dia menawarkan padaku suatu bentuk hubungan yang tidak umum. Berawal dari bahasan kami tentang film Fifty Shades of Grey yang tidak lulus sensor untuk tayang di layar lebar Indonesia. Kuceritakan pada Alena bahwa aku diajak oleh sahabatku untuk nonton di Golden Village Plaza, Orchard Road, Singapura. Well, that was a very amazing experience for me, took a flight only for a movie. My buddy might losing her mind for Jamie Dornan.

I’m a woman version of Christian Grey, Wil...”, ujar Alena, mengagetkanku.

Pardon...?”, tanyaku setengah shock.

Yes, I am. And I am the dominant".

Aku terdiam. Awalnya aku sempat berpikir Alena bergurau. Namun akhirnya aku tahu ia serius, dan aku takjub.

This isn’t an ordinary kind of relationship, my dear.. but this is an ownership.. I owned you, and I want all of you..”, lanjutnya setelah aku terdiam terlalu lama. She leaves me speechless.

Awalnya aku mengira hal semacam ini hanya ada dalam novel atau film. Namun seiring proses pendewasaanku, aku mulai memahami bahwa novel atau film yang mengangkat kisah ini tentunya based on true story, bukan...? Dan hal semacam ini benar-benar ada di dunia nyata. Perilaku seksual tidak umum. Mereka memiliki dunianya sendiri, mereka menikmatinya. Dan kini ada seseorang yang aku kenal, merupakan salah satunya. Aku semakin takjub. Semakin menyadari bahwa kehidupan menyimpan begitu banyak rahasia kelam yang tak nampak di permukaan, dan tak ada yang tak mungkin.

Pantas saja berbincang dengan Alena mengalirkan kenikmatan tersendiri. Dia figur yang matang, bergairah, intens dan dominan. Berbagai topik obrolan mengalir tanpa judgement. Tentang keluarga, pekerjaan, orientasi seksual, hingga tentang seks itu sendiri. Alena mampu membuatku merasa nyaman membahasnya tanpa harus menyensor istilah-istilah yang dianggap tabu. We sometimes did dirty talking and some kind of reach the climax. That kind of climax I can’t explain into words, I guess.

Alena pun pernah menawarkanku untuk pindah ke Sydney, hidup bersamanya, dan bersama dua orang wanita lain "kepunyaannya", dengan iming-iming kelimpahan materi yang akan dijaminkan untukku. She said that she's rich. But, I don't know...

Sorry, I can’t, my dear.. you know that I have family here”. Alena tahu aku sudah berkeluarga. Dia menawarkan untuk menanggung seluruh biaya bila aku bersedia untuk bercerai. Wow!!

"How you would not love me, if I give you everything, my dear...?", she asked.

Well, dalam langkah meniti waktu, kita senantiasa dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menakjubkan. Aku telah memutuskan menikah, for many kind of reasons of life, itu sudah menjadi pilihanku. Apa yang ditawarkan Alena merupakan sesuatu hal yang sangat tidak sesuai dengan nuraniku. 

----------------------------

Setelah sekitar enam bulan berlalu sejak percakapan terakhirku dengan Alena, tiba-tiba ada pesan darinya melalui HP-ku. 

"Hi, Wil. It's been so long. How are you, now...? Aku berencana akan menghabiskan beberapa minggu di Indonesia, karena aku akan punya wanita di sana".

”Oh.. really..?”, balasku, it really shocked me.

"What a surprise, right...? I thought maybe we can meet...?", balasnya lagi. Aku agak mikir sebentar sebelum aku membalasnya.

"Sure, where and when? It’s just like a sudden, you never told me before that you will coming here..”, even it’s not especially to meet me, batinku. How come si Alena ini sudah dapat gebetan baru di Indonesia dalam waktu yang begitu singkat setelah aku "menolaknya"...? 

“Then I’ll let you know where will I live in Jakarta. I want to meeting you first before this lady, will you..?”.

Aku pun kembali shock membacanya. Betapa player kelas paus si Alena ini. Then I answer, “Let's see...”. Aku merasa dia hanya tersenyum membacanya.

Udah. Gitu aja.


- THE END / TAMAT -
*) kisah ini 100% adalah fiksi dan bukan pengalaman penulis

Tidak ada komentar: