Hello, it’s me...
I was wondering if after all these years you’d like
to meet...
My dear Someone, apa kabarmu...? Bolehkah bila aku rindu...? Ya, aku rindu
pada perbincangan kita yang sarat makna, pada ajakan-ajakan makan siangmu, juga
perjumpaan-perjumpaan kita di kedai kopi. Membahas apa saja yang menarik saat
itu. Entah itu menarik bagiku, atau bagimu, sama saja, selama topik yang
diperbincangkan mengalir memperkaya jiwa dan wawasan kita.
Entah apa yang pada akhirnya membuat kita melangkah saling menjauh.
Anggap saja aku amnesia. Atau mungkin aku kurang peka...? Entahlah. Barangkali
kehilangan seorang teman sepertimu merupakan salah satu khilafku yang butuh
cukup lama waktu bagiku untuk menyadarinya. Memang adakalanya aku menjadi bodoh, my dear Someone...
Bila aku tengah jatuh cinta, aku seperti lupa diri. Aku lalu terhanyut
dalam gelombang pusarannya, kemudian tenggelam hingga waktunya kisah cinta itu
berakhir. Ya, begitulah aku, kurasa. And when I realize this, I’m not proud
about it. I feel so immatured.
Dan ketika aku membuka kembali catatan lama, aku menemukan jejak
kenanganmu. Masih tersusun rapi dalam satu folder tersendiri, namamu. Banyak
yang membuatku tersenyum pada deretan percakapan kita dulu, isi perbincangan kita
dari yang remah-remah roti hingga yang kelas kakap. Ah, kamu sungguh seorang
yang cerdas dan berwawasan dan berpandangan luas. Kamu sangat matang dalam berpikir dan
bersikap. Sementara aku...? Aku hanya orang bodoh, yang unfortunately charming
inside... Ups...!
Ah, pokoknya aku rindu kamu. Entah bagaimana caranya agar hubungan baik
yang dulu kita bina seiring waktu, dapat kembali menghangat, seperti dua
cangkir kopi yang kita nikmati di beberapa kedai kopi, dulu. Rindu
perbincangan hangat denganmu. Rindu beradu argumen denganmu. Ketika kita bicara
mengenai negeri ini layaknya mewakili suara rakyat, atau ketika kita membahas isu LGBT
dengan sangat serius sambil saling menujuk “...yang kaya kamu, gitu...”.
Hahaha.
Dan saat ini aku hanya bisa mengamatimu dari jauh. Senang masih bisa
mengikuti beritamu lewat tulisan-tulisan cerdasmu di sana, maupun di sosmed
kamu. Masih bisa mengamatimu sebagai the real you and also the alter-you , saat
ini bagiku begitu berarti. It’s really nice to know you and ever getting closer
to you.
Hello from the other side... at least I can say that I’ve tried... to
tell you I’m sorry for breaking your heart (and for everything that I’ve
done)...
[song by Adele]
~ Wil Twilite ~