Selasa, Januari 12, 2016

XL ~ something that I might regret

Ini sepenggal kisah penyesalanku. Lebih tepatnya dikarenakan ketidakpekaanku terhadap beberapa wanita yang pernah mendekatiku. Dengan mereka yang sudah flirting, even dating, terus berlalu begitu saja. Lost contact, kemudian hanya menjadi sepenggal kisah saja di hidupku.

Kenapa aku harus menyesalinya...? Lebih tepatnya yang aku sesalkan disini adalah terputusnya jalinan silaturahmi dengan mereka, dan berlalu begitu saja. Hal ini kerap terjadi setiap kali aku pada akhirnya memiliki partner. My ex-partners semuanya posesif dan pencemburu. Bila aku tengah terikat dalam suatu hubungan, seolah aku harus “berhenti berteman” dengan wanita lainnya. Huft. Bahkan my last ex-partners memaksaku menghapus semua kisah dengan para ex-partners lainnya yang mewarnai blog-ku. Alhasil blog-ku hanya tersisa tentang dia, disamping tulisan-tulisanku yang sifatnya umum. Miris juga ternyata setelah hubungan kami berubah bentuk, aku kehilangan track-record-ku sendiri. Hahaha. Padahal terkadang kisah masa lalu itu bisa jadi hiburan untuk dibaca kembali. Tapi ya sudahlah. Nasi telah menjadi bubur. Mungkin semua itu memang sudah semestinya dilupakan.

Untuk saat ini, aku sudah tidak lagi berminat untuk menjalin hubungan istimewa dengan wanita. Ya, niatnya sih begitu. Dan semoga ngga akan ada lagi wanita yang datang menggodaku dengan sejuta pesonanya yang memikat. Eh, apa sih...?!

Serius, I am an XL right now. No more that kind of relationship. Bahkan sempat terfikir mau buat komunitas kecil bareng sama para XL lainnya. Tapi ternyata para XL itu serius udah ngga mau lagi terkait dengan unsur per-L-an. Huft. Tarik nafas lagi, deh. Anyway kalo ada yang berminat, let me know, ya.

Sekalipun aku udah XL, aku masih terbuka untuk berteman dengan para L. Justru aku ingin membuktikan bahwa dalam dunia L ini setidaknya masih ada bentuk pertemanan murni yang ngga ujung-ujungnya flirting dan kemudian berlanjut ke tingkat selanjutnya. Ada, kan...? Ada, kok. Yes. Nanya sendiri, jawab sendiri.

Masalahnya, so far aku belum menemukan ketulusan itu. Ketulusan untuk murni berteman tanpa syarat dan ketentuan berlaku, dalam dunia L. Sebagian ujung-ujungnya jadi naksir sama aku, dan sebagian menganggap aku semacam punya maksud dan tujuan tertentu terhadap mereka. Ya sudahlah. Toh pertemanan yang sejati itu tak pernah terlahir lewat atau dengan paksaan.

Dan melalui tulisan ini, yang mana aku berharap masih ada yang kebetulan lewat dan membacanya, aku ingin mengulurkan tali pertemanan dengan kalian. Insya Allah setulus hati dan tanpa embel-embel apapun. Kita masih bisa saling bercerita, membagi pengalaman dan juga berbincang hangat dari hati ke hati. As a friend, of course.

So, do anyone who read this wanna be my friend...? Please drop a comment or email me twilite.secret@gmail.com


Thank you for blogwalking me.


~ Wil Twilite ~

Tidak ada komentar: