Pagi ini, aku melihat sebaris
twit menarik milik
@PsikologID, kemudian aku me-
retweet-nya.
@KucingHitamz:
RT #nomention @PsikologID:
Terlalu sering mempertontonkan kerendahan hati adalah sebuah kesombongan ~ Portugal Quotes
Ternyata
Kak Ann tidak sependapat dengan
quote tersebut, dan beliau berkomentar:
@anniestranger: Disagree, lalu apa kalo ketinggian hati...?
Aku pun menjawab:
@KucingHitamz: Iya kak, menurutku kalo orang terlalu sering membicarakan kebaikan-kebaikan dirinya, itu sombong. Kebaikan yang tulus tak perlu dipertontonkan.
Selanjutnya Kak Ann tidak menjawab lagi, namun aku menemukan beberapa
follower-ku rupanya membahas tentang "
Kerendahan Hati". Hmmm,
rasanya menarik ketika retweet-an ku bisa menjadi trending topic, ya.
That's why aku menuangkannya di sini.
Ada yang nge-
twit, bahwa "
rendah hati itu berbeda dengan kebaikan". Benarkah...?
Well, siapa pun boleh berpendapat mengenai kerendahan hati. Tapi kalau menurut persepsiku pribadi, "
rendah hati" itu hanya merupakan istilah lain atau bisa dibilang sangat identik dengan "
kebaikan", sama halnya istilah "
tinggi hati" yang sangat identik atau merupakan istilah lain dari kata "
sombong".
Selanjutnya, aku pun berbincang dengan
Chossy Tan di
timeline:
@ChossyTan: Di TL ku banyak yang bahas soal rendah hati. Dibilang orang yang rendah hati itu sombong, kok iso...?
@KucingHitamz: menurut
@PsikologID: Terlalu sering mempertontonkan kerendahan hati adalah sebuah kesombongan. Ya iyalah,
wong "dipertontonkan".
@ChossyTan: Iya kak. Kalo dipertontonkan itu namanya pamer dan pencitraan. Tapi kalo emang sifat dasarnya rendah hati pasti keliatan :)
@KucingHitamz: Nah, marilah kita sama-sama telaah dengan baik setiap pendapat. Beda kepala, beda pengalaman hidup, bisa beda sudut pandang terhadap sesuatu.
@ChossyTan: Yup. Tetapi kalo yang suka mempertontonkan ketinggihatian dan suka merendahkan orang lain itu kan yang sombong ya...?
@KucingHitamz: Nah, kalimat kamu bagus sekali. Lebih mantap dari pepatah yang dikutip oleh
@PsikologID tadi loh,
in my personal opinion, ya...
Well, setiap
statement itu pada dasarnya tidak ada yang mutlak. Melainkan ilmu pasti. Dan semua opini itu sah-sah saja selama memiliki dasar atau alasan. Teringat kata
Karl Marx: "
Setiap thesis yang dihasilkan selalu dapat dibantah oleh anti-thesis yang sama sahnya". Ini kupelajari saat zaman kuliah.
Perbedaan pendapat itu bisa menjadi hal yang positif, bahkan memperkaya wawasan bila kita mengungkapkannya lewat cara-cara yang positif juga. Bukankah begitu...? ^^
Salam Positif,
Wil Twilite