Beberapa waktu lalu, ada seorang sahabat L yang curcol (curhat colongan) mengenai peran partner bagi L. She asks me, "Kak Wil, sebenarnya apa sih tujuan utama L mencari partner...? Standar kriterianya tuh kira-kira seperti apa, sih...?".
Aku bertanya, “Kalo kamu pribadi, kenapa kepengen banget punya partner...?”. Jawabnya, “Aku ingin bahagia, Kak. Sendiri tuh ngga enak. Kalau punya pacar kan enak, ada yang merhatiin, ada seseorang yang bisa kita kasih perhatian, sayang-sayangan gitu, deh, Kak...”. GUBRAAAKK...!! Tujuan memiliki partner untuk memperoleh kebahagiaan. Weleh-weleh. Itu artinya meletakkan kebahagiaan kita di tangan orang lain, dong...? Dalam hal ini partner. Ada partner kita bahagia, ngga ada partner kita ngga (berhak untuk) bahagia. Sedemikian dangkalnyakah makna kebahagiaan bagi L...?! Please deh, jangan sekali-kali memiliki tujuan semacam ini dalam mencari partner. Sebab kebahagiaan sejati itu datangnya dari dalam diri dan merupakan tanggung jawab kita sendiri sebagai lesbian dan sebagai manusia. Menyedihkan sekali orang yang hanya menggantungkan hidup dan kebahagiaannya kepada cinta orang lain. Betapa kosong hidupnya. Lebih baik menjomblo jika memang kita belum memahami benar tujuan memiliki partner. Cobalah terlebih dahulu kita mengenali dan menyayangi diri kita sebelum mengenal dan menyayangi orang lain, belajar mandiri serta meningkatkan kualitas diri. Orang yang tepat akan datang pada saat yang tepat, yang hadirnya mampu melengkapi kekurangan kita dan sebaliknya. Berhenti memimpikan “kekasih maha sempurna” yang akan datang membawa “paket lengkap kebahagiaan”, dan ketika dia pergi, “seluruh paket” kebahagiaan itu pun ikut pergi bersamanya. Tak bersisa.
Kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu (artikata.com). Awalnya aku berpikir kriteria akan terbentuk setelah kita menjalani proses pengenalan diri terlebih dahulu. Ternyata aku salah. Kriteria bukanlah harga mati dalam menemukan pasangan yang cocok. Terkadang kita memiliki keinginan-keinginan dalam hati atau pikiran akan figur orang yang menjadi pasangan kita kelak. Dalam proses mencari dan menemukan cinta sejati, kita pun berpapasan dengan orang-orang yang mendekati kriteria kita.
Perjumpaan dengan Ms./Mrs. Right dapat terjadi dalam dua kemungkinan. Pertama, setelah melewati tahapan mengenal diri sendiri, kita mulai memahami kriteria partner yang kita butuhkan. Kemudian atas berkat rahmat-Nya, kita dipertemukan dengan seseorang yang sangat sesuai dengan kriteria yang kita butuhkan. Kedua, dalam kondisi masih labil dan dalam proses pencarian jati diri, dimana belum memahami benar apa yang kita butuhkan, datanglah seseorang yang hadirnya mampu membuat hidup kita lebih terarah dan bermakna, serta banyak membawa perubahan positif.
Namun tak jarang, hubungan kandas di tengah jalan karena berbagai alasan. Kemudian kita akan menemukan dan menjalin hubungan yang baru dengan perempuan lain. Begitulah siklusnya. Terkadang ada yang menganggap kita terlalu pemilih. Bagiku memilih dan menunggu datangnya orang yang tepat bukanlah suatu hal yang buruk. Sebab semua orang layak untuk bahagia dan mendapatkan “yang terbaik”, dalam konteks yang sangat personal tentunya. Yang kita butuhkan adalah dia yang bersedia menerima ketidaksempurnaan kita, dan hadirnya mampu menyempurnakan kita, begitu pun sebaliknya. Jangan membentuk kriteria pasangan yang terlampau sempurna. Sebab takkan pernah ada kesempurnaan di dunia ini. Kesempurnaan yang sejati itu hanya milik Tuhan. Hanya Dia Yang Maha Sempurna.
January 27th, 2012
~ Wil Twilite ~
reminder
2 hari yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar