Senin, Agustus 31, 2015

Penutup Kisah Yang Sempurna [Dekat Di Hati - RAN ]

Ada sebuah lagu yang cukup berkesan bagiku, yang nge-hits disaat momen-momen terakhir kebersamaanku dengan Adel. Lagu ini LDR banget. Setiap kali mendengarkannya, membuatku tersenyum mengingat setiap momen kebersamaanku dengan Adel lewat telepon.


Dering teleponku membuatku tersenyum di pagi hari
Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi
Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini
Tawa candamu menghibur saat ku sendiri

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku 'slalu menunggu saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

Aku kirimkan lagu ini untuk Adel, dan dia langsung tertawa sambil bilang, "Iya, ya, lagu ini kita banget, abege aja sampai kalah deh sama kita, Wil..."

Dan selanjutnya hubungan kami kini sudah berubah bentuk, dari kekasih menjadi kakak-adik yang Adel selalu bilang justru menjadikannya semakin syahdu.

"Walaupun kini hubungan kita 'tlah berubah, Wil, aku mendoakanmu supaya akulah wanita terakhir yang menjadi partnermu, aku minta sama Allah semoga tidak lagi dihadirkanNYA wanita lain setelah aku dalam hidupmu".

"Hmm... terdengar agak menakutkan, ya... nanti waiting lists ku bisa kecewa berat, nih...", jawabku. Kemudian ia langsung (sok) ngambek.

Ya, memang di gerbang 30 ini mungkin sudah saatnya kita menghentikan petualangan. Lalu kita sama-sama melangkah mengikuti kodrat sebagai seorang istri, seorang ibu, dan begitu banyak peranan lain yang kita jalani dalam kehidupan.

Lalu kamu bilang, "Kau selalu dihatiku, Wil... dan aku selalu dihatimu... Kita satu sama lain merupakan penutup kisah yang sempurna...".

Kemudian lagu RAN pun berakhir dengan penutup seperti ini, pas banget...

Jarak dan waktu takkan berarti
Karena kau akan selalu di hati
Bagai detak jantung yang kubawa kemanapun kupergi

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

Ya, penutup kisah yang sempurna memang terdengar begitu syahdu. Sesyahdu hubungan kita yang saling mengisi, dengan begitu banyak pembelajaran dalam hidup. Kamu dosen, dan aku, hmm... aku adalah... apa, ya...? Aku adalah rahasia yang enggan terungkapkan. Aku adalah gelak tawa dan air mata dalam kehidupan. Aku akan tetap menjadi misteri yang tersembunyi. Sebab memang begitulah semestinya.

Makasih ya, Bu Dosen... untuk semuanya... semoga jalinan silaturahim diantara kita akan terus berlanjut hingga ujung waktu... Aku akan main ke kotamu bersama keluargaku, mengunjungi keluargamu, sebagai kunjungan balasan atas kunjunganmu beserta keluarga... #LMom adalah sepenggal kisah dalam dunia #L ini, sebelum perjumpaan kita yang akhirnya membuka pemikiran-pemikiran lain yang tertimbun pasir dalam kotak pandora, yang ternyata kuncinya saling tertukar selama ini. Aku memegang kuncimu, dan kamu memiliki kunciku.

~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~

"Allah mempertemukan untuk satu alasan. Entah untuk belajar atau mengajarkan. Entah hanya untuk sesaat atau selamanya. Entah akan menjadi bagian terpenting atau hanya sekedarnya. Akan tetapi tetaplah menjadi yang terbaik di waktu tersebut. Lakukan dengan tulus. Meski tidak menjadi seperti apa yang diinginkan. Tidak ada yang sia-sia karena Allah yang mempertemukan". [#quote dari #facebook seorang teman]



~ Wil Twilite ~

Tidak ada komentar: