Rabu, Juni 10, 2015

Kerinduan

Awan kelabu, teduhkan pandang yang terbiasa menatap terik.. Adakalanya cuaca membahasakan rasa yang terdalam.. Alam memahami kita..

Sejenak citraku singgah di bentang langit. Cahaya mataku teduh terpantul mendung yang mengabu. Peri di sana mengerlingkan matanya sekelebatan.

Adakah segumpal rindu menyembul diantara gugusan mega...? Rindu yang kelabu, biarlah turun ke bumi berupa hujan. Membasah di setiap inci tubuhmu.

Ada perahu kecil melintasi mega, sang pembawa rinai hujan. Seorang perempuan mendayung sambil melukis rona lembayung serupa pelangi, di sana...

"Maukah kau ikut kedalam perahuku...? Ataukah terdiam di sana menanti rinai hujanku jatuh, membasahimu, lalu semburat pelangi meneduhkan matamu...?"

Ramadhan, dan gulir waktu.. Mengingatkanku, pada jejak-jejak senyuman, dan jejak-jejak basah air mata.. Kini langkah menjauh silam, menjemput usia..

Sepasang sayap pemikiran mengelana di lembah nan riuh, hiruk pikuk bising suara memaksa 'tuk kenali ilmu yang hendak ditimba dalam berbuku-buku kisah.

Kutanggalkan jubahku, kini ku membumi diantara ciptaanNya yang jauh dari peradabanku bernaung.. Serupa tanah, aku meliat diantara rerumputan..

Dan ia hanyalah cinta, cahaya yang tak pernah padam.. ketika tiada, ia hanya redup sejenak, kemudian pijar kembali.. dingin dan hangat seumpama cuaca.

Memahamimu bagai menyelam palung terdalam dari bentang samudera, perahuku enggan menepi meski ombak menggulung, sebab aku penakluk, seperti katamu..


~ Wil Twilite ~


Tidak ada komentar: