Menjelajahi hutanmu di suatu sore,
Hijau dan teduhnya pepohonanmu nan rindang
Meneduhkan, menyejukkan...
Liarnya tumbuhan lebat disekelilingmu,
Laksana sang jiwa yang tertidur di dalam benakku,
Bermain-main dengan pikiranku, dan khayalku...
Langkahku semakin menelusuri dirimu,
Menganalisa kesunyianmu yang misterius
Syahdu nuansamu, hanya terusik kicau burung...
Diantara pepohonan yang menjulang tinggi,
Sinar mentari diam-diam memancarkan kehangatan,
Diantara dedaunanmu yang rindang memayungi...
Ada perasaan aneh yang menyelimuti diri,
Ketika langkah kakiku semakin jauh memasuki hutanmu
“I feel like I’m home, I feel like this place is where I belong”
Namun setengah hatiku tak tunduk,
Bertanya-tanya kehidupan macam apa yang akan ditawarkan hutan…??
Hidup beratapkan langit, tersengat matahari, basah oleh hujan...
Sekalipun aku begitu menyukai aroma pepohonan,
hijau daun, keteduhan, serta keheninganmu,
dan inginku tertidur lelap dalam pelukan kesunyian malammu...
Aku tak yakin tubuhku akan mampu bertahan,
Disaat hujan datang membasahi setiap celah dirimu,
Menyiramiku yang sedang bernaung di dalam damai nuansamu...
Hutan Hujan...
Haruskan hujan selalu hadir di hutanmu,
Meski kemarau...??
Note : to Hutan Hujan (Rainforesto), terima kasih sedalam-dalamnya atas uluran persahabatan yang telah kau tawarkan, that’s mean a lot for me... dan setiap waktu yang kita luangkan dalam percakapan, sekalipun langkah kaki belum mempertemukan kita...
~ Wil Twilite ~
October 25th 2008
reminder
2 hari yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar