Keheningan yang aku suka, adalah berada di ruang kerjaku, keheningan yang menenteramkan. Satu tahun aku menikmatinya dalam menguraikan rasa. Rasa yang bergelombang bagai samudera di laut lepas. Menggulung, mengombang-ambing bahtera di atasnya.
Adakalanya aku menjadi gelombang itu, adakalanya aku menjadi bahtera itu. Sesuka perasaanku saja. Sesuka mood-swing-ku yang berganti kapan saja ia mau. Ya, aku sudah mengalami sebimbang dan selabil itu, membiarkan diriku dikendalikan perasaan, dan mengabaikan logika.
Kini, aku membiarkan semuanya berlalu. Sudah cukup rasanya waktu yang kubiarkan membelenggu perasaanku sedalam ia menusuk kalbuku. Ya, sudah cukup. Sebelum hatiku berkarat, kulepaskan perlahan pedang yang kubiarkan menancap di sana, kubalut sendiri lukaku, sebab hanya aku yang merasakan sedalam apa pedang itu menancap dan di bagian mana aku terluka di jantungku.
Atau mungkin, aku tak pernah menyebutnya luka. Itu kuanggap sebagai bagian dari sebuah proses pembelajaran, bahwa apa yang tak dapat disembuhkan, harus diderita... dan dengan sukarela aku menikmatinya... Ups! tapi jangan salah, aku bukan masokis, yaa...
Cukuplah keheningan ini memberi makna, ke dalam diriku, di luar diriku, kubiarkan semua bersinergi, untuk menyembuhkan lukaku di alur waktu, menjadikan diriku lebih kuat untuk menghadapi hari esok yang lebih baik. Dan tentunya, selamat datang kepada diriku yang lebih baik, yang sudah melewati fase-fase di belakang jejak-jejak langkahku.
Kini, aku sudah siap menyambut musim yang baru, serta kejutan-kejutan yang datang bersamanya. Bahwa setiap musim yang berganti, sejatinya tak abadi. Mungkin saja kita hanya akan berpapasan selintas lalu, atau kita akan duduk-duduk sejenak di sana sambil minum kopi dan menikmati setiap momennya... atau barangkali kita akan hanyut dalam pelukannya, entah untuk berapa lama, sehangat ia mendekap, sejauh ia sanggup menggeliatkan jiwa dalam roller-coaster bersamaku...
Sebab tak ada yang pasti, semua mengikuti musim yang tak setia. Namun, musim akan selalu berganti, dan kembali... sesederhana hadirnya mereka yang datang dan pergi...
"No matter how long the Winter, Spring is sure to follow" - Proverb
~ Wil Twilite ~
Minggu, April 03, 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About
- Wil Twilite
- ~ Silent Valley ~, Indonesia
- Perempuan perajut warna pelangi dan penguntai aksara langit...
wil's blog viewers
#TagS
~ I can't keep CALM ~
~ LEO ~
~ Leo Queen ~
~ Lady Leo ~
Most Read
Sista's Blog-Rolls
-
-
My 20212 tahun yang lalu
-
05.10.195 tahun yang lalu
-
Now, You're My Ghost?9 tahun yang lalu
-
I won't give up, world9 tahun yang lalu
-
Menggenapi Musim10 tahun yang lalu
-
Popcorn10 tahun yang lalu
-
Libur Berkarya11 tahun yang lalu
-
Meet Rick12 tahun yang lalu
-
Late Bloomer13 tahun yang lalu
-
Black Velvet13 tahun yang lalu
-
Selingkuh atau Sahabat13 tahun yang lalu
-
Another Interesting BLOGS
-
Beijing International Book Fair 20195 tahun yang lalu
-
Heidelberg, Mark Twain dan Aku [#HidupdiHeidelberg-1]8 tahun yang lalu
-
e dijahyellow e tengkiyuuu10 tahun yang lalu
-
Surat Suara Tanpa Angka10 tahun yang lalu
-
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar