Selasa, Agustus 20, 2013
Dua Perahu
Published :
1:30:00 AM
Author :
Wil Twilite
Termenung di pelataran waktu. Bermalam-malam kutangguhkan jam tidurku, seolah jiwa enggan terlelap terlalu lama dalam buai mimpi. Menghitung mundur waktu. Membaca goresan dan guratan yang 'tlah terlukis di sepanjang usia. Kini tiba saatnya mengubah sudut pandang. Lebih mematangkan pemikiran dari kungkungan ruang sempit keterbatasan. Think out of the box.
Sesungguhnya tak pernah ada waktu terbuang sia-sia. Sebab dalam kekosongan pun, kita tetap belajar. Dibalik pengalaman pahit, sejarah kelam masa silam dan ketersia-siaan, sesungguhnya tersimpan hikmah yang indah. Kekosongan yang mengisi.
Waktu pun menyempit. Sisa usia berkurang. There's so little time left for us. Masihkah 'kan kita biarkan lewat dalam kekosongan tanpa makna...? Sisa waktu, berapa lamakah yang kita miliki...? Setahun, sebulan, seminggu, sehari, atau bahkan tinggal satu jam lagi... Wallahu'alam...
Lima tahun sudah kukayuh perahu mengarung samudera. Berpapasan dengan perahu-perahu lain yang serupa. Apa yang kucari...? Kawan...? Mereka kerap datang dan pergi, meski ada sebagian yang tinggal. Dermaga...? Sesekali perahuku menepi dan melabuh dalam jeda waktu 'tuk kemudian kembali berlayar menjauh mengarung ombak yang menggulung...
Aku tak ingin lebih lama habiskan waktu di atas perahu, sebab terus mendayung melelahkanku. Kuingin menuju pulau itu bersama perahumu. Tak apa bila waktu yang sama-sama kita punya, tak cukup kita bagi dalam kebersamaan di atas dua perahu yang berbeda. Kita seumpama dua nahkoda, pada satu arah mata angin melaju, satu kecepatan dalam satu irama kayuh. Ada kalanya kita harus fokus menggenggam kayuh masing-masing. Dan selebihnya adalah sisa. Sisa usia kita semenjak kita saling merapatkan perahu di tengah hujan, hingga kelak melabuh pada satu dermaga.
Aku tak ingin melepaskanmu, for any reason... di sepanjang samudera biru yang sama-sama kita arungi. Kelak waktu kan melaju dan musiumkan perahu kita... dan bila saat itu tiba, izinkan kugenggam erat jemarimu, kusematkan butiran tasbih diiring lantun doa dalam irama langkah-langkah sunyi kita menujuNya...
~ Wil Twilite ~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About
- Wil Twilite
- ~ Silent Valley ~, Indonesia
- Perempuan perajut warna pelangi dan penguntai aksara langit...
wil's blog viewers
#TagS
~ I can't keep CALM ~
~ LEO ~
~ Leo Queen ~
~ Lady Leo ~
Most Read
Sista's Blog-Rolls
-
-
My 20212 tahun yang lalu
-
05.10.195 tahun yang lalu
-
Now, You're My Ghost?9 tahun yang lalu
-
I won't give up, world9 tahun yang lalu
-
Menggenapi Musim10 tahun yang lalu
-
Popcorn10 tahun yang lalu
-
Libur Berkarya11 tahun yang lalu
-
Meet Rick12 tahun yang lalu
-
Late Bloomer13 tahun yang lalu
-
Black Velvet13 tahun yang lalu
-
Selingkuh atau Sahabat13 tahun yang lalu
-
Another Interesting BLOGS
-
Beijing International Book Fair 20195 tahun yang lalu
-
Heidelberg, Mark Twain dan Aku [#HidupdiHeidelberg-1]8 tahun yang lalu
-
e dijahyellow e tengkiyuuu10 tahun yang lalu
-
Surat Suara Tanpa Angka10 tahun yang lalu
-
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar